Munafri Arifuddin Gaungkan Makassar Merdeka dari Sampah

Penulis: Siti Aminah
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin membuka giat pembersihan Jumat Bersih di Kanal Sinrijala, Kelurahan Baraya Timur, Kecamatan Makassar, Jumat (15/8/2025).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar menggaungkan gerakan Merdeka dari Sampah.

Ini disampaikan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin saat memimpin Jumat Bersih di Kanal Sinrijala, Kelurahan Baraya Timur, Kecamatan Makassar, Jumat (15/8/2025). 

Jumat bersih merupakan program pembersihan rutin yang dilakukan Pemkot Makassar. 

Titik pembersihan dilakukan secara bergilir di fasilitas publik. 

Panjang Kanal Sinrijala sekira 2,36 km. Kanal ini muaranya ke sungai Tallo di bagian timur Kota Makassar .

Kondisi kanal ini jadi perhatian karena bau tak sedap, banyak sampah atau limbah rumah tangga yang di buang ke kanal tersebut. 

Giat pembersihan ini diikuti  jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Satgas Kecamatan.

Kanal yang berdekatan dengan jalan tembus Poros Pettarani ini terlihat kumuh. 

Banyak sampah yang bisa menyumbat saluran air. 

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin ikut membersihkan kanal bersama masyarakat setempat. 

Momen kemerdekaan ini, diharapkan Makassar bisa merdeka dari sampah. 

"Mari kita maknai kemerdekaan dengan membebaskan lingkungan kita dari kotoran dan saluran mampet," seru Munafri.

Pembersihan kanal ini diharapkan secara menyeluruh. 

Alat berat harus diturunkan untuk memaksimalkan pengerukan sedimen yang menumpuk. 

"Minggu depan saya minta Pak Camat dan Pak Lurah pastikan alat berat turun," ujarnya.

Politisi Golkar itu menambahkan, ke depan setiap petugas kebersihan akan memiliki tanggung jawab menjaga titik biopori di wilayahnya. 

Biopori ini berfungsi mengolah sampah daun menjadi pupuk sekaligus mencegah banjir.

Ia menyampaikan ajakan kolaborasi masyarakat untuk bekerja lebih keras menjaga kebersihan kota.

"Hari ini kita bersihkan kanal. Hari-hari berikutnya harus tetap bersih. Ini proses menuju Makassar yang sehat, rapi, dan peduli lingkungan," tuturnya.

Selain menjaga kebersihan, Munafri mengajak warga melihat sampah sebagai sumber manfaat ekonomi. 

Ia mencontohkan harga sampah plastik yang saat ini bisa mencapai Rp4.500 hingga Rp11.000 per kilogram setelah diolah.

Target kita 2–3 tahun ke depan, sampah bukan lagi masalah, tapi memberi manfaat. 

Setiap RT/RW harus punya pengelolaan sampah organik ada komposter, biopori, maggot, bahkan ekoenzim untuk mengurangi bau.

Wali Kota juga menekankan konsep urban farming sebagai solusi pemanfaatan sampah organik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar Helmy Budiman menyampaikan, DLH geleh melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

"Kami menyusun beberapa program lingkungan, seperti penataan sistem pengelolaan persampahan, bank sampah, dan edaran pembatasan penggunaan plastik," tuturnya.(*)

Berita Terkini