Meskipun masih beroperasi, objek wisata alam ini tidak seramai dulu.
Objek wisata ini sepi pengunjung.
Kondisi Hutan Mangrove Tongke-Tongke tampak terabaikan.
Dermaga terbuat dari kayu sudah rusak.
Kayu dermaga telah terlepas dan ada yang lapuk.
Kondisi terparah terdapat di pertengahan dermaga.
Kayu penyangga dan pembatas telah terlihat miring dan jatuh.
Tak hanya itu, papan nama yang terbuat dari plat aluminium bertuliskan “Tongke-Tongke” sudah berjatuhan.
Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan wisatawan tidak lagi berminat ke destinasi wisata ini.
“Pengunjung tidak seramai dulu karena sudah banyak fasilitas yang rusak,” kata petugas karcis, Nuraeni.
Saat ini, kata Nuraeni, pengunjung Hutan Mangrove Tongke-Tongke paling banyak belasan orang.
“Paling banyak belasan. Dulu itu mencapai 50 hingga 100 orang, puncaknya tahun 2022,” ujarnya.
Dulu, Hutan Mangrove Tongke-Tongke menjadi salah satu wisata menarik dikunjungi.
Pengunjung dapat menyaksikan gugusan mangrove terpanjang dan terluas di Indonesia.
Luas kawasan Hutan Mangrove Tongke-Tongke sekitar 173,5 hektar.
Ada banyak macam daya tarik tersendiri bagi pengunjung.(*)