Ia tahu cara berbicara dengan warga yang kehilangan pekerjaan. Ia mengerti mengapa seorang pemulung enggan datang ke posyandu. Ia tidak menebar janji, tapi menyodorkan telinga dan tangan.
Kebijakan Pemilu Raya RT/RW yang digagas Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), baginya adalah terobosan demokrasi tingkat akar rumput.
“Selama ini RT sering ditunjuk. Banyak warga bahkan tak tahu siapa ketuanya. Sekarang, semua tahu dan ikut menentukan. Artinya kepercayaan juga lebih tinggi,” ujarnya.
Ia menilai, sistem baru ini akan melahirkan pemimpin yang dekat secara sosial dan kuat secara legitimasi.
Dan ia merasa, pengalamannya sebagai loper koran yang berkeliling, menyapa, dan mendengarkan adalah modal sosial yang nyata.
“Saya tahu lorong-lorong ini. Saya lewat tiap hari. Saya dengar keluhan, saya tahu cerita. Kalau dipercaya, saya tetap seperti sekarang hadir dan melayani.”
Dalam nada rendah hati, ia menyampaikan visinya.
“RT bukan bos. RT itu pelayan. Kita butuh komunikasi terbuka, transparansi, dan pendekatan yang manusiawi.”
Saparuddin telah lama menjadi pengantar berita.
Kini ia ingin menjadi pengantar perubahan.
Bukan dengan pidato, tapi dengan kehadiran.
Bukan dengan janji, tapi dengan mendengar.(*)
Profil Singkat
• Nama: Saparuddin
• Tempat/Tanggal Lahir: Bone, 12 Februari 1964
• Jumlah Anak: 3 orang
• Profesi: Loper koran Tribun-Timur sejak 2004, Loper Kompas sejak 1997
• Hobi: Membaca koran, terutama Tribun-Timur dan Harian Kompas
• Alamat: RT 03/RW 04 Kelurahan Masale, Panakkukang, Makassar
• Misi RT: Menjadi pemimpin yang melayani, bukan dilayani