TRIBUN-TIMUR.COM- Angin sejuk haru menyapa Sertu (Purn) Mustari Baso di Dusun Kunjung Mange, Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Di usia 82 tahun, mantan prajurit RPKAD itu akhirnya kembali mendapat pelukan hangat dari tanah yang pernah ia bela.
Selasa pagi (5/8/2025), Dandim 1425 Jeneponto, Letkol Inf Abdul Muthalib Tallasa, datang membawa kabar bahagia.
Rumah baru untuk sang veteran.
Di depan rumah seng 2x2 meter, Muthalib memberi hormat penuh takzim, lalu menggandeng Mustari masuk ke hunian sementara.
Tangis Mustari pecah. Matanya berkaca, suaranya terbata.
“Terima kasih... baru kali ini ada yang begini,” ucapnya sambil menangis.
Puluhan prajurit TNI segera membongkar rumah seng tua tempat Mustari tinggal dua tahun terakhir.
Baca juga: Kisah Veteran Jeneponto Mustari Baso: Dulu Prajurit Elite, Kini Hidup Sulit
Proses pembangunan rumah ini adalah instruksi langsung dari Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak, usai laporan dari Babinsa tentang nasib Mustari.
Dulu, Mustari adalah bagian dari satuan elit RPKAD—cikal bakal Kopassus. Ia pernah memburu PKI, bertugas ke Timor-Timor, dan menyebut nama Prabowo serta Soeharto dengan penuh bangga. Namun masa tuanya jauh dari gemilang. Ia hidup sendiri, ditinggal istri dan anak-anaknya, terlantar hingga sempat tidur di bawah jembatan.
Kini, dalam sisa usianya, Mustari kembali dihormati.
Rumah baru dibangunkan, bukan hanya dari kayu dan semen, tetapi dari rasa terima kasih dan penghargaan atas pengabdiannya.
“Saya gembira. Mudah-mudahan yang bangunkan rumah ini diberi umur panjang,” ucapnya penuh syukur.
Tinggal di Gubuk
Pria 82 tahun menghuni gubuk ukuran 2×2 meter tanpa sekat di Dusun Kunjung Mange, Desa Kaluku, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto, 81 km arah selatan Makassar.