TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Sejumlah puskesmas di wilayah pegunungan Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, kekurangan dokter.
Kepala Dinas Kesehatan Maros, Muhammad Yunus menyebutkan, ada empat puskesmas yang terdampak.
“Di Puskesmas Mallawa hanya ada satu dokter gigi. Di Camba dan Cenrana masing-masing satu dokter, Tompobulu ada dua,” sebutnya saat dikonfirmasi, Selasa (5/8/2025).
Padahal idealnya, satu puskesmas membutuhkan 3 hingga 4 dokter.
“Hitungannya, tiap 5.000 penduduk butuh satu dokter. Di daerah pegunungan jumlah penduduk bisa 15-20 ribu,” ujarnya.
Mantan Kapus Bantimurung ini mengakui kondisi ini sudah berlangsung sejak lama.
Menurutnya, sudah beberapa kali dibuka formasi dokter lewat CPNS.
“Tapi tidak ada yang melamar di wilayah pegunungan,” ungkapnya.
Baca juga: Bareng Bhabinkamtibmas dan Kader Posyandu, Mahasiswa KKN Unhas Beri Makanan Tambahan ke Anak-anak
Ia menduga jarak dari kota menjadi alasan utama.
“Jauh dari kota, tapi gaji sama. Jadi banyak dokter lebih memilih bertugas di wilayah perkotaan,” jelasnya.
Meski begitu, layanan di puskesmas tetap berjalan.
“Koordinasi dan konsultasi terus dimaksimalkan dengan dokter yang ada,” bebernya.
Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam mengakui hal serupa.
“Tahun 2025 kami buka formasi dokter di CPNS, tapi tidak ada pelamar,” kata Chaidir.
Pemkab kini menggandeng kampus-kampus kedokteran.
“Kami kerja sama dengan Unhas dan UMI. Supaya ada program magang di daerah pegunungan Maros,” ujarnya.
Sebagai solusi, Pemkab tengah merancang peraturan baru.
“Kami siapkan Perbup tentang insentif khusus bagi dokter yang mau bertugas di pegunungan,” jelasnya.
Peraturan itu kini sedang digodok.
“Harapannya bisa jadi daya tarik. Supaya ada yang mau mendaftar ke wilayah pegunungan,” tutup Mantan Ketua DPRD ini.(*)