TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Menjelang HUT ke-80 RI, pedagang bendera musiman mulai ramai di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Mereka menjajakan dagangan di sepanjang jalur Trans Sulawesi, poros Maros.
Bendera merah putih, umbul-umbul, bandir, layur, hingga background dijual di pinggir jalan.
Ukurannya beragam, dari ukuran rumah tangga hingga perkantoran.
Warga mulai berdatangan membeli hiasan Agustusan.
Salah satu pedagang, Hayati, warga Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat.
Ia datang dari Garut bersama keluarga demi menjajakan bendera di Maros.
Baca juga: Tak Ada Unsur Makar Pakar UIN Alauddin dan LBH Makassar soal Fenomena Bendera One Piece
“Sudah sepekan jualan, biasanya memang setiap Agustus datang ke sini,” ujarnya, Senin (4/8/2025).
Hayati mengaku jumlah pembeli belum ramai, tapi sudah ada yang mulai memesan.
“Masih awal, tapi lumayan sudah ada pesanan,” ujarnya.
Ia menyebut permintaan paling tinggi datang dari kantor dan sekolah.
“Kantor biasanya beli background, sekolah umbul-umbul,” katanya.
Pedagang lainnya, Akbar Saso asal Makassar, menjual bendera seharga Rp35 ribu hingga Rp500 ribu, tergantung ukuran dan bahan.
Dalam sehari, Akbar bisa menjual hingga tiga koli bendera, dengan pembeli mayoritas dari instansi dan desa.
“Ini simbol nasionalisme, mengenang jasa pahlawan,” kata dia.
Salah satu pembeli, Nurdin (42), mengaku rutin membeli tiap tahun.
“Harganya terjangkau dan lengkap. Saya beli umbul-umbul untuk halaman rumah,” ujarnya.
Menurut Nurdin, perayaan kemerdekaan belum lengkap tanpa dekorasi merah putih.
“Ini bagian dari semangat kemerdekaan,” tambahnya. (*)