Hafid bercerita bahwa ia adalah sosok yang cerdas sehingga bisa lulus UI dalam waktu satu tahun tujuh bulan.
"Saya dulu itu boleh dikatakan paling cerdas, saya kuliah dulu S1 saya ambil 1 tahun tujuh bulan. Saya masuk UI tahun 88. Istri teman kuliah, satu angkatan," akui Hafiz.
Tak cuma itu, Hafiz juga bercerita bahwa dirinya pernah berkuliah di Singapura lalu hijrah ke Italia.
Semua cerita tersebut disampaikan Hafiz dengan tenang dan meyakinkan.
"Saya S1 di UI, di (kedokteran) umum. Kemudian saya kuliah lagi, saya nikah. Istri saya juga dokter orang Cianjur. Saya kuliah lagi ambil THT di Singapura. Setelah itu saya bosan, saya ke Italia, enggak pulang-pulang saya di Italia, saya empat tahun di situ. Selama tiga tahun pulang, saya lepas kerjaan saya, saya nelatenin apotek di Jember," pungkas Hafiz.
Atas cerita tersebut, Mas Adi mengaku baru-baru ini dihubungi oleh seorang wanita dari Sidoarjo.
Wanita tersebut mengaku kenal dan pernah berpacaran dengan Hafiz.
Kepada Mas Adi, wanita yang identitasnya dirahasiakan itu pun menceritakan sosok Hafiz yang dulu ia kenal.
Ternyata ada tiga perbedaan versi cerita dari Hafiz kepada Mas Adi dengan wanita asal Sidoarjo tersebut.
Pertama yakni soal jumlah saudara Hafiz.
"Satu, Hafiz itu bilang sama saya anak tunggal, adek-adeknya di Jember adalah adik tiri. (Tapi Hafiz) bilang sama perempuan di Sidoarjo dia (Hafiz) enam bersaudara, laki-laki semua, dokter semua," kata Mas Adi.
Kedua, Mas Adi menyebut Hafiz juga mengurai cerita berbeda tentang penyebab istrinya meninggal.
Hal itulah yang paling diingat Mas Adi.
"Kedua, Hafiz bilang sama saya istrinya meninggal bareng ibunya dan sopirnya. Cerita Hafiz yang disampaikan ke sana (ke wanita Sidoarjo) adalah istrinya meninggal saat melahirkan anaknya," imbuh Mas Adi.
Lalu berikutnya, Mas Adi menyebut bahwa cerita Hafiz soal kampusnya berbeda-beda.