Program Lorong Wisata tak hilang seketika, ia bertransformasi.
Beberapa lorong masih mandiri seperti, Lorong Bahagia, Lorong Sukamaju, dan lainnya terus menanam, mengadakan pasar lorong, dan menjaga identitasnya.
Urban farming kini menjadi mata rantai selanjutnya. Budidaya cabai, sayur, dan ikan tetap menjadi bagian dari ekosistem lokal, meski tanpa label resmi.
Lorong Wisata pernah menjadi laboratorium mini sebuah kota menggabungkan estetika, ekonomi, teknologi, dan solidaritas. Kini ia diambang regulasi baru. (*)