"Saya menganggap bahwa paripurna kita hari ini tanpa roh," tegas Yeni Rahman.
Yeni pun menyinggung pengalamannya selama 10 tahun di DPRD Makassar.
Di mana menurutnya kepala daerah selalu hadir atau memberikan penghormatan yang layak pada forum paripurna.
"Saya tidak pernah melihat Gubernur Sulsel (Andi Sudirman Sulaiman) hadir dalam rapat paripurna. Saya sudah 10 tahun di DPRD Makassar, tidak pernah ada asisten yang ada di atas (wakili kepala daerah)," ujar Yeni.
Yeni mengatakan, kalau pun berhalangan, setidaknya diwakili sekelas Sekretaris Daerah (Sekda).
Menurutnya, paripurna bukan sekadar agenda formal, melainkan wadah penting untuk menyampaikan keluh kesah masyarakat.
Ketidakhadiran Andi Sudirman dinilai menurunkan nilai sakral forum tersebut.
“Karena kita tahu, paripurna adalah tempat yang paling istimewa, terlebih lagi yang akan kita dengarkan adalah suara rakyat,” lanjutnya.
Yeni juga menekankan, semangat dalam menyampaikan aspirasi tak bisa dibangun jika forum hanya bersifat administratif semata.
Ia mengungkapkan kekecewaannya karena para anggota dewan merasa kehilangan semangat untuk menyuarakan harapan rakyat bila tidak direspons secara langsung oleh Andi Sudirman.
"Saya tidak bisa memaksakan teman-teman fraksi untuk membacakan semua aspirasi masyarakat. Kalau membaca saja kita tidak semangat. Kalau kita hanya menyuarakan minta maaf kalau di paripurna ini hanya administrasi," tegas Yeni dengan nada kecewa.
(*)