Kapal Tenggelam

Harapan Keluarga ABK KLM Asia Mulia Hilang Tenggelam di Perairan Bantaeng: Semoga Adikku DItemukan

Penulis: Muh. Agung Putra Pratama
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAPAL TENGGELAM - Alfian (35) kakak dari Aldi (27) salah satu Anak Buah Kapal (ABK) KLM Asia Mulia yang hilang. Insiden tenggelamnya kapal KLM Asia Mulia terjadi di perairan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/6/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Alfian (35) kakak dari salah satu Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang, Aldi (27) masih diliputi rasa cemas usai adiknya dinyatakan hilang dalam insiden tenggelamnya kapal KLM Asia Mulia di perairan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dengan penuh harap, Alfian dan keluarganya hanya bisa menunggu dan berdoa agar Aldi segera ditemukan.

“Semoga (Aldi) selamat," ucap Alfian kepada Wartawan di Kantor Syahbandar Kabupaten Jeneponto, Sabtu (21/6/2025) sore.

Alfian berada di Jeneponto sejak hari pertama insiden terjadi, Kamis (19/6/2025) setelah kapal yang ditumpangi Aldi diduga ditabrak kapal besi hingga tenggelam.

"Hari pertama saya ada disini, saya sempat kembali ke Bone ganti pakaian, saya datang kembali," ujarnya.

Ia juga mengenang sosok adiknya sebagai pribadi yang tekun dan ulet dalam bekerja.

Baca juga: KLM Asia Mulia Tenggelam ABK Sebut Ditabrak Kapal Besi Hingga Terbelah, 3 Orang Hilang

Tim SAR gabungan melakukan pencarian 3 orang korban kapal hewan tenggelam di batas perairan Kabupaten Bantaeng-Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/6/2025). (DOK PRIBADI)

Aldi, kata Alfian, telah ikut bekerja di kapal sejak usia remaja.

"Aldi mulai ikut kerja dikapal waktu masih umur 18 tahun," sebutnya.

Aldi adalah satu dari tiga ABK yang masih dinyatakan hilang.

Dua korban lainnya, Kapten Kapal Supriadi dan Kepala Kamar Mesin (KKM) Asdar.

Ketiga korban berasal dari Kajuara, Kabupaten Bone.

Kesaksian salah satu ABK yang selamat dari kecelakaan KLM Asia Mulia

Salah satu ABK selamat dalam insiden tenggelamnya KLM Asia Mulia, Asrul Sani (41) mengungkap detik-detik mencekam saat kapal yang ditumpanginya ditabrak kapal lain di perairan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Kamis (19/6/2025) pukul 04:00 Wita.

Asrul mengatakan, saat kejadian ia tengah berada di kamar untuk beristirahat.

"Saat itu saya lagi di kamar tiba-tiba kapal berguncang keras, ternyata kami ditabrak dan kapal langsung miring, terseret," ungkap Asrul kepada wartawan di Kantor Syahbandar Kabupaten Jeneponto, Sabtu (21/6/2025) sore.

Sebelum insiden terjadi, KLM Asia Mulia dalam posisi mengapung sembari menunggu waktu pagi untuk sandar di Pelabuhan Bungeng, Jeneponto. 

Namun naas, kapal yang mengangkut 57 ekor kerbau itu tenggelam setelah dihantam dari arah lambung.

Asrul tidak dapat mengidentifikasi kapal yang menabrak, lantaran kondisi di lokasi sangat gelap.

“Saya tidak tahu kapal tanker atau kargo, warnanya pun tidak kelihatan, yang jelas kapal besi,” ujarnya.

"Jadi nanti setelah kapal saya terpotong dan mulai tenggelam baru saya lompat,” lanjutnha.

Yang lebih memilukan, kapal yang menabrak disebut baru membunyikan klakson setelah tabrakan terjadi. 

Meski demikian, Asrul bersyukur masih diberi keselamatan dalam insiden tersebut.

“Alhamdulillah, saya dan empat orang lainnya selamat. Kami bisa mengapung karena ada rakit yang copot dari kapal saat tabrakan terjadi,” tuturnya.

Diketahui, KLM Asia Mulia membawa delapan orang ABK dengan muatan 57 ekor kerbau.

KLM Asia Mulia melakukan rute pelayaran dari Alor, NTT pada Senin 16 Juni 2025.

Kapal tersebut rencananya sandar di Pelabuhan Bungeng, Jeneponto, namun naas mengalami kecelakaan dan seluruh kerbau dinyatakan tenggelam.

Asrul dan empat rekanyya ditemukan selamat oleh nelayan Jeneponto pada pukul 09:00 Wita atau lima jam pasca kejadian. 

Sementara tiga orang lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.

Data korban selamat:

- Ebit, asal Kajuara, Bone

- Asrul, asal Kajuara, Bone

- Pance, asal Alor, NTT

- Supri, asal Alor, NTT

- Harun, asal Alor, NTT.(*)

 

Berita Terkini