Kisah Atang Sutresna Ksatria Baret Merah, Tak Sering Disebut Tapi Jejaknya Abadi di Tanah Perjuangan

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KSATRIA BARET MERAH - Potret Letkol Atang Sutresna di medan operasi (kiri) dan sampul buku Ksatria Baret Merah Edisi 6: Kisah Keberanian Letkol (Anm) Atang Sutresna. (Kolase Tribun-Timur.com)

Pernyataan ini dikenal sebagai Deklarasi Balibo. Deklarasi itu mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Australia, yang khawatir soal keberadaan Partai Fretilin yang didominasi oleh ideologi komunis.

Pertimbangan tersebut, rupanya menjadi bayang-bayang kekhawatiran Indonesia dan pihak Barat bahwa kemenangan bagi sayap kiri Partai Fretilin, akan mengarah pada pembentukan negara komunis di perbatasan Indonesia.

Hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar serangan oleh kekuatan yang tidak bersahabat ke Indonesia. Selain ancaman inspirasi sentimen di provinsi lain di wilayah Indonesia.

4. Pembentukan Satgas Nanggala-V

Berdasarkan Skep Danjen Kopassandha No Skep/23/X/1975-3, pada 25 Oktober 1975, dibentuk Satgas Nanggala-V untuk penugasan ke Timor Timur.

Pimpinan Letkol Inf Soegito sebagai Komandan Satgas Nanggala-V, waktu itu menjabat sebagai Komandan Grup-1 Kopassandha.

Beranggotakan 500 personel, terdiri dari Detasemen Nanggala (Grup-1 Kopassandha) 265 anggota dan Detasemen Tempur-2 (Grup-2 Kopassandha) 235 anggota.

Sedangkan Mayor Inf Atang Sutresna ditunjuk sebagai Komandan Detasemen Tempur-1, dengan jabatan di kesatuan adalah Kasi-3 di Grup-1 Kopassandha.

Pada 6 Desember 1975, Detasemen Tempur-1 Satgas Nanggala V berangkat ke medan operasi dengan misi merebut Kota Dili.

Selain mendapat tugas tambahan yakni membantu mengamankan prajurit Korps Marinir yang akan mendarat melalui jalur laut dan mengibarkan bendera Merah Putih untuk memberi tanda lokasi yang sudah dikuasai dari tangan musuh.

Pasukan diterbangkan melalui Lapangan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, menuju ke Lapangan Udara Iswahyudi Madiun di Jawa Timur.

Perjalanan masih berlanjut pada tanggal 7 Desember, dilanjutkan dengan pesawat Hercules terbang di atas Kota Dili.

Berada di pesawat pertama C-130 Hercules Komandan Satgas Nanggala V Letkol Inf Soegito dan Komandan Detasemen Tempur-1 Mayor Inf Atang Sutresna.

5. Penerjunan & Pertempuran Awal

Tepat pada pukul 04.30 WIT, serbuan Lintas udara dimulai, satu persatu prajurit keluar dari setiap pesawat Hercules yang terbang rendah.

Halaman
1234

Berita Terkini