"Kita meyakinkan bahwa jamaah kita banyak yang tidak bisa bahasa Arab," ujarnya.
Bahkan, menurut Nasaruddin, ada jamaah yang juga tidak paham bahasa Indonesia.
Hal itu membuat mereka kesulitan saat dirawat di rumah sakit Saudi.
KKHI hadir untuk menjembatani kendala komunikasi tersebut.
"Kalau hanya penyakit ringan, bisa ditangani di KKHI saja," katanya.
Menurutnya, ini mengurangi beban rumah sakit pemerintah Arab Saudi.
Nasaruddin menilai KKHI sangat membantu jamaah secara psikologis.
Ia menyebut beberapa jamaah takut ke rumah sakit karena kendala bahasa.
"jamaah takut dirawat tanpa pendamping dan tidak paham komunikasi," katanya.
Dengan KKHI aktif, jamaah merasa lebih tenang dan nyaman.
"Kalau ringan, cukup di KKHI lalu kembali ke tenda," ujar Nasaruddin.
Namun, jamaah dengan penyakit berat tetap dirujuk ke rumah sakit Saudi.
Ia menekankan bahwa KKHI hanya menangani penyakit ringan.
"Satu dua pasien memang harus dirujuk ke rumah sakit," tegasnya.
Nasaruddin memahami alasan Saudi mengeluarkan regulasi tersebut.