Tragedi Karunrung
Nasib Terbaru Otak Pelaku Tragedi Karunrung Nur Salampessy
Orang yang dianggap otak adalah Nur Salampessy saat ini masih hidup dan bekerja serabutan di Kota Makassar.
TRIBUN-TIMUR.COM- Tragedi Karunrung masih membekas di ingatan warga Makassar.
Sebanyak tujuh jasad ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Pada 12 Maret 1995, terjadi pembantaian satu keluarga.
Korbannya Achmadi (34) kepala keluarga, istrinya Cecilia alias Syamsiah (30), keempat anak mereka Mashita (10), Andrianto (9), Indrawan (4), dan Lizanti (3), serta seorang asisten rumah tangga (ART) bernama Piddi (12).
Pelaku pembantaian ada enam orang.
Mereka adalah Syarifuddin alias Boa, Muh Rusli alias Ulli, Abdullah Hasan alias Bado, Haerul Muhsin alias Ical, dan Alius Arman alias Arman.
Orang yang dianggap otak adalah Nur Salampessy.
Pria ini divonis seumur hidup oleh Pengadilan Negeri (PN) Ujung Pandang pada 1995.
Salinan Putusan Pengadilan Negeri Ujung Pandang Nomor: 514/PTS.PID.B./1995/PN.UJ.PDG yang memvonis Nur penjara seumur hidup. Pria kelahiran Ujung Pandang 25 Desember 1955.
Hakim untuk Nur Salampessy adalah Hakim Ketua Benyamin Sambelintin, Hakim Anggota I Husni Nasucha, dan Hakim Anggota II Hj Andi Norma.
Salampessy kini telah menghirup udara bebas dan bekerja sebagai juru parkir di Makassar.
Hingga usianya kini genap 68 tahun, Salampessy menegaskan dirinya bukanlah otak pembantaian Karunrung.
Luka Korban
Tragedi Karunrung 1995 menyisakan trauma mendalam bagi keluarga korban.
Piddi, yang saat itu menggantikan kerjaan Naneng kakaknya yang lagi sakit, tewas dibantai.
Cerita Eksekutor Karunrung, Daeng Ulli: Uang tak Diterima, Pengorder Tak Ditangkap, Saya Dibodohi! |
![]() |
---|
EKSKLUSIF: Eksekutor Tragedi Karunrung Daeng Ulli Bongkar Alasan Bantai 1 Keluarga |
![]() |
---|
Keluarga Piddi Korban Tragedi Karunrung 1995: Seandainya Kami Punya Cukup Uang |
![]() |
---|
Tragedi Karunrung 1995: Kisah Pilu Piddi ART Pengganti Tewas Dibantai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.