TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Fahrurozi membeberkan kondisi riil stok beras.
Pemaparan tersebut disampaikan saat menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) bersama anggota Komisi B DPRD Sulsel, yang digelar di Gedung DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Selasa (29/4/2025).
RDP tersebut berlangsung sejak pukul 13.30 WITA hingga 16.00 WITA.
Pantauan Tribun-Timur.com, suasana rapat berlangsung cukup dinamis, diwarnai dengan berbagai masukan dan pertanyaan dari para legislator.
Komisi B DPRD Sulsel yang mempertanyakan kesiapan Bulog dalam menyerap hasil panen petani di tengah kondisi gudang yang sudah over kapasitas.
RDP itu dipimpin langsung Sekretaris Komisi B, Zulfikar Limolang.
Selain itu, hadir pula Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Dr M Ilyas dan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHBun) Sulsel, Abdul Gafar.
Dalam RDP tersebut, Fahrurozi menyatakan bahwa saat ini Bulog Sulselbar tengah menghadapi tantangan besar berupa over kapasitas stok beras.
Ia mengungkapkan, total kapasitas maksimal gudang Bulog di Sulsel sebenarnya hanya sekitar 354 ribu ton.
Namun realisasi stok yang masuk kini telah mencapai 537 ribu ton, jauh melampaui daya tampung.
“Over stok memang kami akui. Belum pernah dalam sejarah Bulog stoknya mencapai 537 ribu ton, sementara kapasitas hanya 354 ribu ton,” ujar Fahrurozi.
Kondisi tersebut membuat Bulog Sulselbar harus mengambil langkah darurat dengan menyewa 119 gudang tambahan untuk menampung kelebihan stok.
Sebagian besar gudang sewaan itu berlokasi di Kawasan Industri Makassar (KIMA).
Di samping itu, juga dikelola bersama dengan BUMN lain karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) atau pegawai Bulog.
"Kebanyakan gudang sewa kami berada di KIMA. Kami menggandeng BUMN lain untuk bantu kelola karena tenaga kami terbatas,” jelasnya.