Tribun Wajo

Sapi Luwu Terkena PMK Diduga Dari Wajo, Kadis DPKP: Pedagang Sapi Wajo Beli di Tenggara

Penulis: M. Jabal Qubais
Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VAKSINASI HEWAN-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo saat lakukan vaksinasi hewan di Kecamatan Tempe, Sengkang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Wajo bantah adanya sapi terkena Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) asal Wajo di Kabupaten Luwu.

TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Wajo bantah adanya sapi terkena Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) asal Wajo di Kabupaten Luwu.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, seperti sapi, kerbau, dan kambing, merupakan penyakit menular yang sangat serius.

PMK menyebabkan gejala seperti lepuh di mulut, lidah, dan sekitar kuku, serta dapat menyebabkan kematian pada ternak. 

Hingga saat ini, vaksinasi merupakan upaya utama untuk mencegah penyebaran PMK

Hal itu diuraikan Kepala Bidang Peternakan DPKP Wajo, drh Bone Ramadan usai berkordinasi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu, Alimus.

"Kami sudah koordinasi. Ternyata bukan sapi (di Wajo). Pedagang asal Wajo yang membeli sapi dari tenggara kemudian dijual ke Luwu," ujarnya kepada Tribun-Timur.com, Minggu (27/4/2025).

Apalagi, kata drh Bone saat ini Kabupaten Wajo tercatat 0 kasus PMK.

"Wajo ini selalu menjadi persinggahan Sapi dari luar daerah. Makanya kami sering imbau masyarakat untuk tidak membeli Sapi yang tidak punya surat kesehatan," paparnya.

Selain itu, untuk penyakit lainnya seperti Rabies, Elisa Rabies dan Flu Burung, belum ditemukan di Kabupaten Wajo.

Olehnya, pihak DPKP tengah melakukan vaksinasi PMK di seluruh wilayah Kabupaten Wajo.

"Kita fokuskan vaksinasi di daerah yang pernah tertular, yakni Kecamatan Majauleng dan Tanasitolo di tahun 2024, ada 105 ekor sapi yang terkena PMK. Jadi tahun ini kami juga melakukan pelayanan kesehatan hewan seperti pemberian vitamin, Anthelmentik dan pengobatan (bila ditemukan kasus)," katanya.

Sebelumnya, Bidang Peternakan Dinas Pertanian Luwu mencatat 54 kasus PMK sapi sepanjang Januari-April 2025.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Luwu, Alimus, menyebut kasus terbaru ditemukan di Desa Cakkeawo, Kecamatan Suli, dan Desa Balubu, Kecamatan Belopa.

"Awalnya terjadi di Desa Balubu. Ada ternak jantan yang dibeli dari luar daerah, tepatnya dari Kabupaten Wajo. Saat dibeli, sapi itu tidak menunjukkan gejala. Namun, seminggu setelah digembala, muncul tanda-tanda PMK dan akhirnya menyebar hingga ke Cakkeawo," jelas Alimus, Sabtu (26/4/2025).

Menurutnya, sistem penggembalaan semi-intensif umum diterapkan peternak di Luwu mempercepat penyebaran penyakit.

Halaman
12

Berita Terkini