TRIBUN-TIMUR.COM - BERAIR, mata Syamsuddin Umar (70), sudah basah saat memasuki ruang keluarga rumah H Abdi Tunggal bin Karim (1952-2025) di Jl Dg Tata I Tabaria, Parangtambung, Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, Rabu (23/4/2025) pagi.
Tidak terburu-buru. Langkah Syamsuddin pelan lunglai.
Tanpa kata, legenda pelatih PSM Makassar (1990-2001) itu, langsung bersimpuh di sisi kiri kepala jenazah Si Empunya rumah.
Responnya hanya tarikan nafas.
Membisu dia, matanya tak pernah lepas ke kepala jenazah.
Baca juga: Abdi Tunggal Meninggal Dunia, Ketua PSM Makassar All Star Sumirlan: Dia Legenda
Di ujung kepala jenazah, Hj Juliani Djafar (69), istri almarhum memegang tangan Syamsuddin Umar.
Matanya juga masih berair.
Di seberang kanan jenazah, Hj Hajrah (68), istri Syamsuddin dan sahabat Juliani, juga menunduk haru.
Juliani, ibu dari empat anak yang lahir dan dibesarkan bersama Abdi Tunggal. Mereka menikah 50 tahun silam.
Menunduk, meraba kepala jenazah, lalu Syam mengusap air di ujung hidungnya.
Beberapa kali dia menghela nafas.
Setelah terdiam dalam tangis sekitar 90 detik, "Baik," itulah kata pertama meluncur dari mulutnya.
"Daeng Abdi orang baik. Baiiiiiik," ujar Syamsuddin mengenang sahabat kecil, dan sepenitian karier di PSM Makassar dan PSSI era 1970-an.
"Sejak bulan lalu, kami janjian reuni Diklat PSSI Junior di Salatiga. Nadjib sudah berangkat kemarin," kata Syamsuddin seraya memperlihatkan rangkaian chatting WA-nya dengan almarhum.
Syam, terakhir bertemu Abdi Tunggal, Senin (21/4/2025) lalu. Pertemuan itu sudah dalam suasana duka.