Oleh: Muhammad Arsyad
Guru Besar Fisika Ekosistem Karst pada FMIPA UNM Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - 2025 pohon untuk Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung adalah tema yang diangkat oleh sekitar 107 mahasiswa yang menekuni Ilmu Kebumian di Jurusan Fisika FMIPA UNM Makassar untuk menandai hari Bumi yang diperingati secara internasional.
Mahasiswa tersebut memusatkan kegiatannya di Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung (Babul).
TN Babul adalah sebuah taman nasional yang ditunjuk menjadi kawasan konservasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor SK 398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004 mempunyai luas sekitar 43.750 ha secara admnistratif pemerintahan mencakup tiga wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Maros, Pangkep, dan Bone.
TN Babul merupakan hasil merger lima unit kawasan konservasi yang sebelumnya sudah ada pada era 1970-1980, yaitu Taman Wisata Alam (WA) Bantimurung, Cagar Alam Karaenta dan Cagar Alam Bulusaraung.
TN Babul mempunyai kawasan hutan seluas 31.843,10 ha dengan hutan lindung seluas 21.343,10 ha, hutan produksi terbatas seluas 145 ha, dan hutan produksi tetap seluas 10.355 ha.
Keunikan lainnya, TN Babul ini adalah Taman nasional satu-satunya taman nasional berupa kawasan karst di Indonesia.
Alasan inilah yang menjadikannya sebagai tempat penanaman 2025 pohon oleh mahasiswa Fisika Bumi sebagai tanda diperingatinya Hari Bumi 2025, tanggal 26 April.
Angka 2025 hanyalah sebagai simbol yang digunakan untuk menandai aksi penanaman pohon ini.
Sejatinya, pohon yang ditanam lebih dari itu, apatah lagi penanaman pohon telah dimulai pada tanggal 22 Pebruari kemarin.
Kawasan karst sangat seksi untuk para investor. Kekayaannya berupa air sungai permukaan dan sungai bawah tanahnya menyediakan debit air yang besar untuk diekploitasi, di samping kekayaan lainnya.
Alasan lainnya, adalah kawasan karst di TN Babul yang terluas nomor dua di dunia. Tulisan ini sekaligus untuk memperingati 22 April sebagai hari Bumi yang diperingati secara internasional.
Peringatan Hari Bumi setiap tanggal 22 April merupakan hasil kerja keras Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson, seorang pengajar Lingkungan Hidup pada tahun 1970.
Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi Selatan.
Tahun ini, 2025, tema Hari Bumi se dunia adalah "Our Power, Our Planet” yang diterjemahkan secara bebas menjadi “Kekuatan Kita, Planet Kita."
Tema ini berfokus pada tanggung jawab bersama masyarakat, organisasi, dan pemerintah untuk beralih ke sumber energi terbarukan dan membangun masa depan yang berkelanjutan.
Sumber energi terbarukan untuk Sulawesi Selatan dijumpai di Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Jeneponto dan di Sidrap.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Tolo 1 Jeneponto adalah pembangkit listrik memiliki 20 turbin angin dengan tinggi 133 meter dan panjang baling-baling 63 meter.
Masing-masing generator memiliki daya 3,6 MW. Pembangkit listrik ini diperkirakan dapat menghasilkan listrik sebanyak 198,6 GWh setiap tahunnya dengan kecepatan angin 6 m/s.
Pembangkit listrik ini juga diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 160.600 ton karbon dioksida setiap tahunnya. Proyek ini sendiri dimulai pada tanggal 2 Juli 2018 dan menelan biaya sebesar US$160,7 juta.
Sebelum itu, pemerintah sudah menandatangani perjanjian jual beli tenaga untuk pembangkit listrik ini pada tanggal 14 November 2016 dengan masa kontrak 30 tahun. Harga jual yang disepakati adalah 11,85 sen dolar per kWh
Untuk, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap adalah pembangkit listrik tenaga bayu pertama di Indonesia.
Lokasi pembangunan dan pengoperasiannya terletak di Pegunungan Pabbaressang di Desa Lainungan dan Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
PLTB ini memiliki kapasitas pembangkitan listrik sebesar 75 MW dengan 30 turbin yang masing-masing berkapasitas 2,5 MW.
Perjanjian jual beli listrik di PLTB Sidrap sudah ditetapkan sebesar 11 sen US$ per kiloWatt-jam.
PLTB Sidrap mampu menyediakan kebutuhan listrik hingga 150 ribu rumah tangga dengan daya listrik terpasang sebesar 450 volt ampere.
Kedua PLTB ini mendorong pemercepatan pertumbuhan ekonomi secara melokal dan menasional. Salah satu faktor penentu tumbuhnya ekonomi di suatu kawasan jika tersedia sumber energi.
Sumber energi dari fosil, misalnya batubara dan sejenisnya, di samping ketersediaannya semakin terbatas, juga tidak terbarukan.
Dampak yang dihasilkan energi fosil bukan hanya merusak lingkungan dalam eksploitasinya, tetapi juga menjadi penyebab utama perubahan iklim yang pada gilirannya akan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia sendiri.
Untuk penanaman pohon hari Sabtu, 26 April ini, Mahasiswa KBK Fisika Bumi UNM Makassar mengajak siswa SD, SMP/MTs dan siswa SMA/SMK yang sekolahnya berada di sepanjang jalanan Maros Bantimurung Camba dengan 1 pohon 1 siswa.
Setiap siswa menanam pohon di lokasi yang tidak jauh dari sekolahnya pada jam yang sama dengan siswa di sekolah lainnya.
Pemilihan teknik penanaman dengan waktu yang sama diharapkan menimbulkan frekuensi resonansi akan menggetarkan frekuensi bumi untuk menghasilkan aroma positif bagi kehidupan manusia di masa yang akan dating.
Pelibatan siswa dalam kegiatan ini dimaksudkan juga untuk memberikan edukasi kepada warga untuk mempunyai sense of belonging terhadap tanaman.
Siswa yang menanam otomatis akan menimbulkan sikap untuk merasa memiliki sehingga timbul kesadaran untuk memelihara tanaman.
Hal ini akan memberikan multieffect dalam diri siswa. Siklus hidup dan kesadaran siswa untuk melihat lingkungan sebagai suatu mata rantau kehiduopan akan terjaga sepanjang hayat.
Bukankah pohon menghasilkan oksigen yang teramat sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Satu pohon akan menghasilkan oksigen tergantung pada jenis pohon, umur, kesehatan, dan lingkungan di mana pohon berada.
Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik nafas dalam setahun dalam satu musim.
Artinya, sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbondioksida pa dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfir dan digunakan oleh 2 manusia. dan tingkat 21,8 kg/tahun.
Rata-rata 1 pohon menghasilkan sekitar 118 kg oksigen setiap tahunnya. Dua pohon dewasa dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk 4 orang anggota keluarga.
Sejatinya, kegiatan penanaman pohon hendaknya dilakukan terus menerus tanpa melihat apakah hari ini adalah Hari Bumi.
Hari Bumi hanyalah simbol untuk mengajak penduduk Bumi untuk terus menjaga planet yang damai ini agar masih dapat menjaga dirinya untuk terus menyuplai kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya agar tetap survive.
Penulis, mahasiswa, guru, warga dan seluruh siswa(i) yang terlibat dalam kegiatan penanaman pohon ini tentu mempunyai mimpi indah tentang lestarinya bumi ini.
Kegiatan penanaman pohon hanyalah kegiatan kecil di antara selaksa kegiatan yang dapat dilakukan manusia lainnya untuk menjaga keseimbangan ekosistem, baik ekosistem pantai, maupun ekeosistem lainnya untuk tetap lestari demi titipan anak cucu kita dari masa depan.
Alhamdulillah, 2025 pohon yang ditanam pada hari Bumi 2025 akan menjadi penyelamat Bumi dan makhluk hidup lain yang berada di dalamnya.