Opini

Bapak Ndak Sekolah?

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arief Wicaksono, Akademisi dan Pemerhati Kota

Arief Wicaksono

Akademisi, Pemerhati Kota

BEBERAPA hari lalu, beredar video Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin – yang akrab dipanggil Pak Appi - yang menunjukkan kekesalannya terhadap tidak hanya kepada satu, tetapi kepada beberapa pengguna Jalan, Jl Dr J Leimena di belakang PLTU Tello.

Video viral Pak Appi ini kemudian spontan menjadi perbincangan publik mengingat tidak biasanya, setidaknya melalui kanal media sosial (medsos) resmi dan pribadi, beliau secara ekspresif menunujukkan kegundahannya terhadap suatu hal.

Pro dan Kontra

Aksi Pak Appi yang viral itu sudah pasti menimbulkan reaksi di masyarakat, berbentuk kesetujuan publik (public approval) dan ketidaksetujuan publik (public disapproval).

Yang tidak setuju mengatakan bahwa tindakan Pak Appi kurang benar, karena fokus publik adalah pernyataan beliau yaitu "...Bapak tidak sekolah...?".

Dan yang setuju membenarkan tindakan tersebut dengan alasan bahwa ruas Jalan Dr J Leimena selama ini memang dikenal sebagai salah satu ruas jalan satu arah di Kota Makassar. 

Ketika kita dari arah Antang-Baruga ingin mengakses jalan Perintis Kemerdekaan, kita terlebih dahulu harus melalui Jalan Inspeksi PAM yang berujung di persimpangan Jl Abdullah Dg Sirua dan Jl Dr J Leimena, baru kemudian dapat mengakses Jl By Pass (masyarakat menyebutnya Jalan Baru - Jalbar) menuju Jl Perintis Kemerdekaan.

Sebenarnya studi tentang situasi crowd lalu lintas jalan sudah banyak dilakukan.

Sebagaimana mengkonsumsi medsos, kita juga bisa mengkonsumsi berbagai studi tersebut secara terbuka melalui internet.

Namun tulisan ini tidak akan menggagas soal kemudahan kita memahami suatu realitas dar internet atau media sosial.

Alih-alih membahas pentingnya literasi digital, tulisan ini ingin mengapresiasi pernyataan Pak Appi yang viral, seolah ingin menggambarkan  kepada publik bahwa terdapat hubungan sebab-akibat antara kecenderungan melakukan pelanggaran lalu lintas dengan keadaan orang yang tidak sekolah, yang tidak tahu atau bahkan tidak bisa membaca rambu lalu lintas.

Lebih dari itu, tulisan ini juga ingin mengulik, sebab mengapa orang cenderung melakukan pelanggaran lalu lintas.

Literasi Publik

Halaman
123

Berita Terkini