Karier kepemimpinannya bersinar saat dipercaya sebagai Wakil Dekan I FKIP Unismuh (2001–2006).
Selanjutnya Prof Andis naik sebagai Dekan FKIP selama satu dekade (2006–2016).
Di bawah kepemimpinannya, FKIP mengalami transformasi signifikan.
Dari penambahan program studi hingga kerja sama strategis pengembangan profesi guru.
Tak hanya berkutat di kampus, Prof. Andis aktif di ranah publik.
Ia pernah menjadi anggota Tim Seleksi KPU Sulsel (2018) dan menjabat di organisasi seperti ICMI, PGRI, serta Ketua LPCR-PM PW Muhammadiyah Sulsel.
Ia juga merupakan Ketua Umum IKAPROBSI (Ikatan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Di dunia budaya, ia adalah penggagas program Elompugi di Radio Venus yang menggali kearifan lokal Bugis.
Program ini bahkan menyabet Penghargaan KPID Award Terbaik 2024.
“Kearifan lokal adalah akar yang harus dijaga, sekaligus jembatan untuk berdialog dengan dunia,” ujarnya.
Misi Strategis
Kini, sebagai Wakil Rektor I, Prof. Andis memikul tugas berat: memastikan Unismuh konsisten sebagai kampus riset berkelas Asia.
Beberapa fokus utamanya antara lain mempertahankan akreditasi unggul institusi, sertifikasi ISO 21001:2018, dan memperkuat jejaring nasional-internasional.
Salah satu targetnya adalah merealisasikan semboyan Rektor, I-GIFT (Integrated – Green, Islamic, Futuristic), sebagai identitas kampus di kancah global.
“Bidang akademik adalah wajah universitas. Wajah itu harus bersinar di Asia, tapi tak boleh kehilangan ruh Islam Berkemajuan,” tegasnya.
Dengan segudang pengalaman, Prof. Andis menjadi pengawal ideal bagi Unismuh untuk menancapkan tiang pancang di peta pendidikan Asia.
Tantangannya jelas: bagaimana mengawinkan tradisi keislaman, kearifan lokal, dan standar global tanpa kehilangan identitas. Namun, bagi linguis yang mahir “membaca” budaya ini, itu justru adalah medan kreativitas.