Sebab kawasan yang dulu mampu memperlambat aliran air itu kini tak lagi bekerja sebagaimana mestinya.
“Kami hanya bisa menduga-duga. Mungkin sudah banyak alih fungsi lahan, atau sudah masuk industri ekstraktif, tambang misalnya. Tapi bukan kami yang harus cari tahu. Itu tugas pemerintah,” tegas Royan.
Menurut Royan, kebanyakan warga sudah lelah, mereka terkadang ikut kena imbas akibat terjangan banjir.
Tak jarang, para petani kehilangan hasil panen karena sawah tertimbun lumpur tebal yang ikut bersama banjir.
Belum lagi, sambung Royan, warga yang berprofesi sebagai petambak merugi karena bibit ikan hanyut dibawa arus.
"Belum lagi kalau kita bicara infrastruktur. Rumah yang terus menerus kena banjir, pelahan akan mengalami pelapukan dan kerusakan. Aspal-aspal yang ada dusun kami, sebagiannya sudah mengalami kerusakan parah, itu terangkat. Dan butuh perbaikan yang maksimal dan menyeluruh," bebernya.
Bahkan terbaru, ketika banjir, Jumat (4/4/2025) sekitar pukul 21.15 Wita, jalanan mengalami rusak berat.
Derasnya arus, membuat aspal mengelupas sekitar 5 meter dengan kedalaman berkisar hingga 30 centimeter.
“Dan sampai hari ini, respon pemerintah dari dulu sama saja. Tidak peka dan tidak responsif. Terutama dalam kaitannya dengan respon yang bersifat strategis. Memang semalam ada tim dari BPBD daerah tapi hanya melakukan assesment. Tapi setelahnya, tidak ada lagi. Jadi mau sampai kapan seperti ini," ujarnya.
Royan mengaku, tanggul yang dibangun bertahun-tahun lalu di lekukan sungai, kini ibarat menahan air dengan tampah.
“Sudah tidak efektif. Banjir melampaui kapasitas tanggul. Masalahnya bukan di sini, tapi di atas sana (hulu),” lanjutnya.
Warga Cappie mendesak pemerintah untuk tidak lagi memelihara kebiasaan reaktif yang hanya muncul ketika genangan sudah naik ke teras rumah.
Menurut Royan, mereka meminta kebijakan yang strategis, berani, dan berpihak pada keselamatan warga.
"Kami ingin dilihat, didengar, dan dianggap sebagai warga Luwu sepenuhnya, bukan hanya sekedar corong suara setiap lima tahun sekali," akunya.
“Ini tantangan untuk pemerintah yang baru terpilih. Jangan biarkan Cappie jadi korban dari kebijakan yang tak adil dan pengabaian yang sistematis,” tandas Royan.