Termasuk Ilham Arief Sirajuddin (IAS), yang terang-terangan siap maju bertarung di Musda Golkar Sulsel 2025.
“Saya sempat bicara dengan Pak IAS. Dia bilang mau maju, saya jawab saya tinggal tunggu DPP. Kalau DPP bilang maju, ya saya maju,” kata Appi.
Namun, Appi menegaskan pencalonan harus berdasar pada dukungan riil dan bukan ambisi semata.
“Ini bukan soal ingin, tapi soal apakah kita punya peluang dan dukungan. Kalau iya, kita gas. Kalau belum, kita bersabar,” tutupnya.
Musda Golkar Sulsel sendiri dijadwalkan berlangsung pada Mei 2025 mendatang.(erl)
Perpecahan Rugikan Golkar
Konflik internal di tubuh Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) kian memanas.
Perseteruan antara politisi senior Nurdin Halid (NH) dan Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe (TP), terus menjadi sorotan publik.
Jika tidak segera diredam, perpecahan ini bisa mengancam eksistensi Golkar di Sulsel dan membuat kehilangan basis politiknya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Adi Suryadi Culla, menilai kisruh berkepanjangan ini bisa menjadi celah bagi partai lain untuk merebut kekuatan Golkar di Sulsel.
“Jika konflik ini terus terjadi, akan ada konsekuensi besar bagi Golkar Sulsel. Partai yang tidak solid akan sulit mempertahankan basis politiknya,” ujar Adi Suryadi kepada Tribun-Timur, Minggu (4/4).
Menurutnya, pertikaian yang berlarut-larut hanya akan menguntungkan lawan politik.
Partai-partai lain bisa dengan mudah masuk dan mengambil simpati kader serta konstituen yang kecewa dengan kondisi internal Golkar.
Golkar selama ini dikenal sebagai salah satu partai kuat di Sulsel.
Namun, dengan konflik yang terus berulang, Adi Suryadi memperingatkan bahwa partai ini bisa kehilangan dominasinya di tingkat lokal.