Takdir Profesor Taruna Ikrar Berhaji dengan Tazkiyah

Penulis: thamsil_tualle
Editor: Ari Maryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di meja sarapan hotel, percakapan ala jamaah haji mengalir ringanz

Di meja itu, bergabung Dokter Taruna, Dokter Yudi, dan Doktor Sukma. 

Hampir dua setengah jam, kami berbagi cerita. Tiga kali aku bolak-balik meja ke buffet memilih menu.

Bahkan, beberapa kali, pramusaji hotel datang menawarkan minuman dan added dessert, menu tambahan.

"Saya sudah lebih tiga kali berhaji dengan Tazkiyah jadi tenaga medis. Pak Yani (H Ahmad Yani Fachruddin) selalu ketat memilih hotel bagi jamaah haji khusus," ujar Dokter Yudi menyela pembicaraan.

Jujur, kala itu, enggan rasanya makan di hotel mewah bersama jamaah haji plus. 

Menu sarapan di hotel sewaan Tazkiyah itu, sangatkah mewah.  Dibanding sarapan jamaah reguler. Sangatlah jomplang.

Jamaah haji reguler sarapan dengan nasi dos. Menu sarapannya seragam, ala carte. Ala kadarnya. 

Sementara menu sarapan jamaah Tazkiyah, setidaknya ada selusin. Ada Western buffet, roti, keju cair dan padat, selai, susu caramel, hingga salad.

Ada Arab style buffet; beef curry, lamb chops, roti maryam ,hingga nasi kebuli. 

Ada Indonesian cuisine, dengan belasan jenis minuman dan buah. 

Dari layanan kuliner ini, aku kian yakin harga tak pernah bohong.

Menu makanan buffet hotel, baggage handling, dan layanan transportasi dan layanan bimbingan ibadah dan medis personal adalah pembeda utama haji reguler dengan haji khusus. 

Ada banyak tema percakapan dengan Dokter Taruna.

Mulai tema layanan haji, relasi ibadah haji dengan neorosains, politik nasional, Jokowi, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga pengalaman spiritual berbasis medis.

"Sujud dengan khusuk itu adalah salah satu cara mengaktifkan 2 juta jaringan sel otak. Hingga disini, aku kian yakin dengan tesis neurosains itu," ujar peneliti utama di Aivita Biomedical Inc, Amerika Serikat itu.

Tema-tema pembicaraan soal neurosains dan keAgungan penciptaan mahluk di Bumi, yang jadi materi ceramah Ramadan Prof

Taruna Ikrar di Masjid Istiqlal Jakarta (Sabtu, 8/3/2025) dan Masjid Al Markaz Al Islami Makassar (Kamis (13/3/2025), Ramadan 1446 Hijriyah ini, sebagian sudah melekat di akal sanubariku saat di Madinah.

Dia mengaku selama menunaikan ibadah haji dia banyak membaca, dan menuangkan pengalaman berhajinya dalam banyak artikel dari Tanah Suci.

"Perbanyak sujud, introspeksi, zikir dan berdoa." ujarnya yakin dengan mata berair.

Jujur aku lebih banyak bertanya dan coba jadi pendengar aktif.

Sebagai jurnalis, aku tak tahan untuk  menanyakan soal cobaan gelar akademik yang menyandera Dokter Taruna di Tanah Air, dua tahun terakhir.

Banyak off the record dari jawabannya. Namun, dia menutup tema krusial dan emosional itu, dengan jawaban kualitatif dan spiritual.

Aku melihat, Dokter Taruna sempat menghela nafas sebelum menjawab.

"Inilah takdir saya berhaji tahun ini. Saya kian tenang menghadapinya. Disini, di tempat dan momen ini lah saya ditakdirkan introspeksi. Ini momen muhazabah." ujar Dokter Ikrar, lagi dengan mata berkaca-kaca.

Ada kejujuran dalam hening saat dia mengungkap itu. 

Dalam bahasa Arab, instrospeksi atau penyucian diri menggunakan kata tazkiyah. 

Memang sepulang dari Tanah Suci, cobaan sekaligus takdir Dokter Taruna belumlah usai. 

Sekitar dua bulan usai menyandang gelar haji, tanggal 30 Agustus 2023, gelar profesor Taruna Ikrar dicabut berdasarkan

Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen. 

Namun, empat bulan kemudian, takdir Tuhan datang lagi.

Tepat, Sabtu, 7 Januari 2023 dihadapan Sidang Terbuka Senat Akademik, di Gedung Graha Bintang Universitas Malahayati, Kota Bandar Lampung, Indonesia, Prof. dr. Taruna Ikrar, M. Biomed., Ph.D. justru menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar tetapnya.

Dan, tepat setahun kemudian doa, takdir baik Dokter Taruna Ikrar, kembali datang.

Di Istana Negara, Senin (19/8/2024), anak guru dari Ujungpandang itu resmi dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM). (zil)

DISCLAIMER; artikel ini ditulis di momen 21 Ramadan 1446 Hijriyah, bersamaan dengan lomba penulisan artikel jurnalisti bertema; Komitmen Tazkiyah Group Melayani Umrah dan Haji Khusus yang Holistik, Terencana dan Terlindungi, Maret 2025. Artikel ini juga sudah dapat izin notifikasi dari Dokter Taruna Ikrar.

Berita Terkini