Takdir Profesor Taruna Ikrar Berhaji dengan Tazkiyah

Penulis: thamsil_tualle
Editor: Ari Maryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Neurosains dan pakar farmakolog kualifikasi internasional itu juga sudah lebih setahun menjabat direktur Konsil KeDokteran Indonesia (KKI). Sedangkan Dokter Yudi, baru menyiapkan studi doktoral bidang kesehatan.

Kedua, Pembimbing Ibadah Haji Konsorsium Salahuddin Ayubi ada jadi saksi.

Momen pertemuan penulis dengan dua dokter dan seorang pembimbing ibadah konsorsium Tazkiyah itu di pelataran Front Taiba Hotel, Musaabah bin Amir Street, 1st Markasy, Madinah, dua tahun silam.

Pertemuan di selasar gerbang 339 Masjid Nabawi itu tidak terjadwal. 

Itu sua kebetulan. 

Sungguh, itu takdir "tiga anak Makassar" di Tanah Haram.

Saat itu, Dokter Taruna, Dr Yudi dan Salahuddin, baru pulang menunaikan   Subuh, Shalat Dhuha di Masjud Nabawi. 

Sedangkan saya, juga baru memulai aktivitas Live Report ke channel Tribun Network, untuk obyek berita heboh "terlantarnya" 110 dari 393 jamaah haji Kelompok Terbang (kloter) 15 Embarkasi Ujungpandang di Madinah.

Sebagian besar dari 110 jamaah itu gabungan dari Luwu Utara, Luwu Timur, dan Kota Makassar.

Kebetulan, jamaah kloter terlantar ini dipecah di 4 hotel: Front Taiba, Taiba Suite, Ajnad Hotel dan Haritah Frontel, hotel dimana rombongan konsorsium Tazkiyah, menginap untuk menunaikan sunnah haji (shalat 40 rakaat) dan menziarahi makam Rasulullah Muhammad SAW di Masjid Nabawi.

Usai liputan, saya memenuhi ajakan silaturahim Dokter Taruna sambil sarapan di Haritah Front Taibah.

Dari pelataran utama markaziyah Gate 339 Nabawi ke venue sarapan, aku menyaksikan keakraban sang dokter dengan jamaah Tazkiyah Mandiri Travel.

Dokter Taruna dan dokter Yudi, dan jamaah saling sapa, saat berselisih atau berpapasan.

Namun, dua dokter ini lebih banyak menyapa lebih dulu. 

"Bagaimana, sehat. Ayo sarapan. Jangan lupa minum air putih banyak, suhu hampir 50 derajat." demikian kalimat terucap dari mulut sang dokter. 

Halaman
1234

Berita Terkini