Hal serupa dialami Abdul Rahman (57), buruh panggul lain yang sudah 20 tahun bekerja di pelabuhan. Ia mengaku penghasilannya sangat bergantung pada jumlah penumpang.
"Semuanya serba tidak menentu. Pendapatan, kapal masuk, penumpang ramai atau sepi, semua tidak pasti," katanya.
Di musim mudik tahun ini, Abdul Rahman berharap ada peningkatan jumlah penumpang agar pendapatan mereka lebih baik.
"Katanya tahun ini pemudik tidak sebanyak tahun lalu, tapi semoga tetap ramai," harapnya.
Di Pelabuhan Makassar, terdapat sekitar 600 buruh panggul yang terbagi dalam dua kelompok: seragam hijau dan seragam cokelat, masing-masing berjumlah sekitar 300 orang.
Mereka terus bertahan dengan harapan ada perubahan yang lebih baik di masa depan.(*)