Irjen Pol Yudhiawan Tinggalkan Kasus Penembakan Pengacara Rudi S Gani di Bone Tanpa Tersangka

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENEMBAKAN PENGACARA - Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan saat dihampiri di sela buka puasa bersama Forkopimda Sulsel di Rumah jabatannya, Jl Andi Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar, Kamis (13/3/2025). Sejumlah kasus ditinggalkan Irjen Pol Yudhiawan tanpa penyelesaian termasuk penembakan pengacara Rudi S Gani di Bone.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tongkat komando Kapolda Sulsel resmi beralih dari Irjen Pol Yudhiawan ke Irjen Pol Rusdi Hartono.

Keduanya melangsungkan serah terima jabatan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Lebih kurang lima setengah bulan menjadi orang nomor satu di Polda Sulsel, ada satu kasus menggemparkan yang belum terungkap setelah ia melepas jabatan.

Yaitu kasus penembakan pengacara Rudi S Gani di Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, 31 Desember 2024.

Penembakan di momen malam pergantian tahun itu, sudah dua bulan lebih tak kunjung diungkap polisi, siapa pelakunya.

Bahkan, puluhan saksi dan tim dari Resmob Polda Sulsel juga telah dikerahkan ke lokasi.

Namun, hingga kini identitas pelaku masih misterius.

Tidak hanya itu, Puluhan massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bone menggelar unjuk rasa di Mapolres Bone, jalan Yos Sudarso, Kota Watampone, Jumat (07/03/2025). 

Mereka menuntut beberapa kasus yang ada di Bone untuk segera dituntaskan. 

Salah satunya penembakan pengacara Rudi S Gani.

"Kami turun kejalan untuk mengevaluasi kinerja Kapolres Bone terkait dengan beberapa kasus diantaranya penembakan di Lappariaja, dan beberapa kasus pungutan liar yang terjadi," tegas, Korlap, M.Alif Chaerullah.

Setidaknya ada tiga pejabat kepolisian di Sulsel yang bertanggungjawab untuk mengungkap kasus itu.

Mereka adalah Kapolres Bone AKBP Erwinsyah, Dirkrimum Polda Sulsel Kombes Pol Jamaluddin Farti dan Irjen Pol Yudhiawan selaku Kapolda Sulsel kala itu.

Ketiganya kini dimutasi dari jabatan masing-masing.

AKBP Erwin Syah dimutasi menjadi Wadirlantas Polda Sulsel dan digantikan oleh AKBP Sugeng Setyo Budhi yang sebelumnya menjabat Kapolres Bolaang Mongondow Timur, Polda Sulut.

Kombes Pol Jamaluddin Farti juga dimutasi menjadi Dirreskrimum Polda Kaltim dan digantikan oleh Kombes Pol Setiadi Sulaksono yang sebelumnya menjabat Ditsamapta Polda Sulsel.

Dan Irjen Pol Yudhiawan dimutasi menjadi Pati Bareskrim Polri dalam rangka penugasan di Kemenkes digantikan oleh Irjen Pol Rusdi Hartono yang sebelumnya menjabat Kapolda Jambi.

Dirreskrimum Polda Sulsel Ungkap Kendala yang Dihadapi 

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sulsel Kombes Pol Jamaluddin Farti, mengatakan, penyelidikan kasus tersebut belum berhenti.

Jajaran Krimum Polda Sulsel, kata Jamal, masih terus melakukan serangkaian penyelidikan ihwal penembakan tersebut.

Ia tidak menampik, adanya sejumlah kendala yang dihadapi dalam pengusutan kasus tersebut.

"(Penembakan di Bone) Memang ada beberapa kendala di lapangan namun tetap kita maksimalkan untuk penyelidikan," kata Kombes Pol Jamaluddin Farti dihampiri di pelataran RS Bhayangkara Makassar, Senin (10/2/2025) sore.

Setiap perkembangan penyelidikan kata Jamal, terus dilaporkan ke Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan.

Hal itu sebagai bentuk penegasan bahwa jajaran Krimum Polda Sulsel, tak kendor dalam membongkar siapa pelaku penembakan Rudi S Gani.

"Masih bekerja terus tim ini, teman-teman di lapangan juga masih. Tadi juga kayaknya masih anev terakhir dengan pak Kapolda juga tadi siang, jadi ini terus kita Anev, cuman belum, sabar," ujarnya.

Jamal membeberkan salah satu kendala penyelidikan yang dihadapi anggotanya, adalah tidak konsistennya keterangan saksi.

"Saksi terus, karena beberapa keterangan saksi juga agak berubah-ubah, termasuk juga itu memang kendala," terang Jamal.

"Kita dalami lagi, satu persatu, kesaksian si A (saksi) kemudian kita cek lagi alibinya apakah betul tidak si B, dan kita tunggu satu-satu semua, jadi butuh waktu," sambungnya.

Keterangan saksi yang berubah-ubah itu, juga diperparah dengan tidak adanya rekaman CCTV di lokasi kejadian.

"Iya, termasuk. Itu kendala di lapangan. Namanya penyelidikan kan butuh waktu untuk pengungkapannya," sebutnya.

Meski demikian, jebolan Akpol 1996 asal Sinjai ini, optimis kasus tersebut dapat diungkap secara terang siapa pelaku yang tega menghabisi nyawa Rudi S Gani.

"Insyaallah, doakan," tegasnya.

62 Saksi Diperiksa Polisi 

Hingga hari ke  40 pasca penembakan Rudi S Gani pihak kepolisian masih kesulitan meringkus pelaku. 

Terbaru, pihak kepolisian diketahui sudah memeriksa sekira 62 saksi terkait dengan kasus tersebut. 

"Sampai hari ini sudah ada 62 saksi yang kami ambil keterangan nya," ujar Kasi Humas Polres Bone, Iptu Reyendra saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Senin (10/2/2025). 

Ia mengaku saat ini pihaknya masih terus melakukan pendalaman dari keterangan para  saksi. 

"Saat ini proses lidik masih terus berjalan, personel gabungan Polres Bone dan Polda SulSel masih terus berada diseputaran lokasi penembakan," bebernya. 

Selain itu, ia meminta masyarakat untuk tetap bersabar dalam pengungkapan kasus tersebut. 

"Kami meminta dukungan dan kesabaran masyarakat, serta mengharapkan partisipasi publik untuk memberikan informasi yang dapat membantu pengungkapan kasus ini," tandasnya. 

Sekretaris KBPP Sulsel Optimis Polisi Mampu Ungkap Pelaku

Sekretaris Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Sulsel, Prof Dr Ir Zakir Sabara, pun angkat bicara ihwal peristiwa menggemparkan di kampung halamannya itu.

"Selaku putra daerah Lappariaja Bone dan keluarga korban mendesak polisi untuk segera mengungkap kasus penembakan ini," kata Prof Zakir kepada tribun Minggu (12/1/2025) Siang.

Sebagai mantan Staf Ahli Kapolda Sulsel, Guru Besar Teknik Kimia FTI UMI ini yakin akan kemampuan tim Polda Sulsel dalam pengusutan kasus menonjol seperti itu.

Jebolan Aktivis 98 ini, pun optimis Tim Polres Bone dan Polda Sulsel mampu menunjukkan taringnya sebagai aparat penegak hukum yang handal dalam pengusutan sebuah kasus.

"Saya tidak pernah meragukan kemampuan aparat kepolisian dalam mengungkap kasus apalagi kasus kriminal seperti ini, dalam berbagai kasus sebelumnya Polda Sulsel dan Polres Bone banyak mengungkap kasus berat dan lebih rumit dari ini," jelasnya.

Selain itu, Zakir yang juga lahir di lingkungan Polri, menyakini tidak ada kejahatan sempurna dalam sebuah kasus.

"Kami pun selalu percaya bahwa dalam kasus kriminal apapun, tidak ada kejahatan yang dilakukan secara sempurna," terang Prof Zakir.

"Selalu ada celah yang bisa dijadikan polisi sebagai bukti petunjuk untuk mengungkap dan menangkap pelaku sesungguhnya," lanjutnya.

Olehnya itu, lanjut Zakir, agar tidak menjadi polemik di masyarakat dan agar tidak menimbulkan praduga praduga berlebihan ditengah masyarakat, pelaku dalam kasus ini harus segera terungkap dan ditangkap.

"Saya berharap Polda Sulsel dan Polres Bone segera ungkap dan tangkap pelaku penembakan ini. Sekaligus agar motif penembakan bisa terungkap dengan jelas sesuai fakta kejadian," tegasnya.

Prof Zakir juga meminta agar warga, tokoh masyarakat dan tokoh agama dan pemuda juga turut membantu polisi dalam mengungkap kasus yang menjadi atensi nasional ini.(*)

Berita Terkini