Ada Hadijah yang humble.
Ada Fahruni yang rajin.
Ada Ulfa yang energik.
Ada Nuraida yang tanggap.
Ada Hadijah yang santun.
Ada Rahmiati yang serius.
Di barisan belakang,
Ada Pak Djusri yang telaten.
Ada Muwahidah yang cerdas.
Ada lhwan yang ceria.
Ada Rahmah yang tenang.
Ada Ratih yang kalem.
Ada Amel yang pemalu.
Ada Nada yang humanis.
Ada Suardi yang penolong.
Ada Fajrul yang cekatan.
Dan ada Andri yang cakap.
Semua pemain beragam karakter ini memenuhi semua lini di lapangan hospitality yakni area di mana relasi antara pegawai dan tamu dapat terjalin penuh tata krama dalam suasana kekeluargaan.
Semua pemain hebat ini berjibaku di lapangan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) kantor kementerian agama kabupaten Gowa.
Belum lagi di bagian bench di mana para kepala seksi dan penyelenggara bersama para hulubalangnya masing-masing siap mensupport penuh skema permainan yang dirancang oleh sang pelatih.
Selaku pimpinan yang menakhodai lembaga pemerintah yang memiliki motto "ikhlas beramal," Pak Jamaris dituntut untuk bisa meramu beragam pemain dengan kelebihan serta karakteristiknya masing-masing menjadi padu dan kompak menghadapi arus perubahan.
Sebagai leader maka H Jamaris harus mampu melakukan langkah-langkah terobosan yang terukur, akurat dan presisi agar kendala-kendala terwujudnya zona integritas ini bisa teratasi.
Penanganan dan tentu saja penyelesaian semua tugas, tuntutan dan kewajiban pada penerapan zona integritas ini menjadi hal yang tidak terelakkan.
Tidak mudah dan tidak gampang. Malah ini mustahil dan butuh waktu sangat lama.
Begitu pikiran skeptis banyak orang saat mendengar istilah zona integritas beserta semua persyaratannya.
"Kata siapa mustahil dan butuh proses lama?," Begitu biasa H.Jamaris menepis respon negatif dan skeptis dari para pegawai kemenag saat memberi arahan di saat apel maupun di berbagai kegiatan pembinaan.
"Bahwa ini bukan hal yang mudah alias tidak gampang, memang kita harus akui iya tapi ini bukan hal yang mustahil. Ini juga tidak perlu memakan proses lama," sambungnya lagi sambil memperhatikan semua bahasa tubuh para pegawai yang mendengarkan arahannya.
Terlihat hampir semua pegawai manggut-manggut. Entah mengerti atau lapar.
"Komitmen adalah hal pertama yang harus kita perbaiki dan perkuat," kata beliau.
"Kita akan sibuk.
Kita akan kerja keras.
Kita akan lelah.
Kita akan capek, tapi bukankah sibuk, kerja keras, lelah dan capeknya kita jauh lebih baik daripada kita nganggur?
Di luar sana jutaan orang mencari pekerjaan.
Di luar sana jutaan orang ingin berada di posisi kita saat ini.
Lalu apa alasan kita untuk bermalas-malasan dan tidak bergegas menyambut zona integritas ini penuh semangat?," begitu Pak Kakankemenag membakar semangat dan optimisme para pegawai.
"Apa yang susah dari zona integritas ini?, kita hanya diminta untuk meningkatkan pelayanan publik. Mari kita anggap saja yang kita layani itu adalah keluarga kita, sahabat kita, orang dekat kita maka adalah tidak mungkin kita persulit mereka, adalah tidak mungkin kita tarik pungli, bukan begitu?
Bila ini sudah menjadi ruh pelayanan kita maka sesungguhnya inilah yang disebut wilayah bebas korupsi serta birokrasi yang bersih dan melayani, kan begitu.
Bila apa yang kita lakukan ini betul-betul bersandar pada komitmen kita yakni memiliki integritas yang anti korupsi dan melayani semua orang dari hati maka terbangun dengan sendirinya etos budaya kerja yang profesional dan akuntabel dalam pelayanan publik yang kita lakukan.
Makanya mari kita jadikan wilayah kantor tempat kita bernaung ini menjadi Wilayah Bebas dari korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WWBM) maka itulah zona integritas." Sambung H.Jamaris tetap semangat meski sedang berpuasa.(Catatan: tulisan ini dibuat di 10 ramadan 1446 H/ 10 maret 2025)
"Seiring dengan perkembangan jaman maka pelayanan kita juga memakai data-data digital bila itu yang diinginkan oleh publik yang meminta layanan cepat dari kita.
Itulah yang namanya transformasi digital.
Semua pelayanan kita ini tidak boleh kaku dan seperti robot yang tanpa rasa dan kepekaan.
Maka kita lakukan semua aspek pelayanan publik ini penuh rasa penghargaan dan penghormatan berdasar filosofi kita sendiri yakni PANGADAKKANG.
Kita hormati orang.
Kita sayangi orang.
Kita hargai orang.
Kita tolong orang.
Yang akhirnya semua orang akan merasa nyaman berada di kantor kita.
Sejatinya itulah zona integritas.
Sesederhana itu sebenarnya konsep zona integritas yang kita perjuangkan saat ini."
Begitu H Jamaris biasa menutup arahannya sambil berharap semua jajarannya bisa menangkap pesan-pesan penting dari arahannya sekaligus bersedia menerapkannya.
H.Jamaris seakan ingin mentransfer semua energi positif yang dimilikinya kepada semua pegawai kementerian agar apa yang dijanjikannya kepada kepada DR.Adnan Purichta Ikhsan, (Bupati Gowa 2 periode yakni 2016-2021 dan 2019 -2025) saat peresmian PTSP bisa terwujud.
Pak H.Jamaris selaku kepala kantor selalu mengingat nasehat Pak Adnan bahwa ruang-ruang pengabdian kepada masyarakat selalu ada sesuai peran dan kapasitas kita di berbagai tempat dan waktu.
Pun Pak Jamaris ingat betul harapan dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Sulawesi Selatan, Bapak DR.H.Ali Yafid agar kemenag Gowa bisa mewujudkan zona integritas dalam lingkup kemenag Gowa.
Sungguh Pak Jamaris tak ingin mengecewakan kedua tokoh yang sangat dihormatinya ini.
Apalagi bantuan baik moril maupun materil dari kedua tokoh ini agar terwujud zona integritas tak bisa diabaikan.
Pak Jamaris ingin membuktikan kepada keduanya bahwa pesan dan harapan yang diberikan kepadanya bisa terwujud.
Dan tentu saja itu semua dalam konteks demi memberikan pengabdian terbaik pada masyarakat.
Zona integritas adalah momentum perubahan yang harus disambut penuh antusias dan semangat.
Azan dhuhur berbunyi. Gelo segera menghentikan semua aktifitasnya.
Sepatu kulit yang dipakainya segera dilepas berganti sendal jepit tua jelek yang karetnya hampir putus.
Langkahnya bergegas menuju masjid Al-Amanah yang terletak di samping kantor.
Tak lupa Gelo mengajak orang-orang yang dilewatinya agar bersegera ke masjid.
Usai sholat dhuhur, Gelo tampak keluar dari masjid memakai sendal baru dengan penuh senyum.
Anda tahu apa yang berubah dari Gelo before dan after dari masjid.