Gerindra dibentuk pada 6 Februari 2008 atas saran adik laki-laki Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang turut membantu kampanye iklan partai di televisi pada jam prime-time dalam bentuk dukungan finansial.
Prabowo ditunjuk sebagai ketua Dewan Pembina partai.
Pada Februari 2009, Gerindra mulai membentuk cabang-cabang pada tingkat provinsi dan kabupaten.
Mereka mengklaim jumlah keanggotaan partai mencapai sekitar 15 juta, dengan basis pendukung di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Gerindra meraup 4,5 persen suara dalam pemilihan umum legislatif 2009, dan mengamankan 26 kursi di DPR.
Pada Februari 2011, Partai Bintang Reformasi (PBR) melebur ke dalam Gerindra.
Dalam pemilihan umum legislatif 2014, perolehan suara partai melonjak hingga 11,8 persen dan menjadikannya partai terbesar ketiga di Indonesia.
Jumlah kursi Gerindra naik tiga kali lipat dari 26 kursi pada 2009, menjadi 73 kursi pada 2014.
Setelah wafatnya Ketua Umum Gerindra, Suhardi, pada 28 Agustus 2014, Prabowo dipilih menjadi ketua umum pada 20 September 2014.
Pada tahun 2019, Partai Gerindra memutuskan untuk bergabung dalam pemerintahan Joko Widodo.
Saat pemilu 2019, Gerindra berhasil meraih 12,57 persen.
Kemudian, pada pemilu 2024 lalu, Gerindra berhasil menaikkan persentase kemenangan dengan 13,22 persen.
Tak hanya itu, pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden RI pada Pilpres 2024 lalu. (*)