Prof Fadjry tak ingin banjir ini terulang kembali setiap tahunnya yang merugikan masyarakat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo mengungkapkan ada perbedaan penyebab banjir Januari ini dibandingkan Desember lalu.
Desember lalu banjir terjadi karena intensitas hujan memang meningkat. Sementara Banjir Februari ini terjadi karna dua hal.
"Banjir saat ini karena dibuka di Bili-Bili jadi semua aliran sungai dari Bili-Bili itu terdampak.
Yang dulu karena hujan deras, nah sekarang Bili-Bili dibuka supaya menghindari jebol," kata Amson Padolo kepada Tribun-Timur.com pada Rabu (12/2/2025).
Elevasi Bendungan Bili-bili Kabupaten Gowa, Sulsel memang meningkat karena intensitas hujan tinggi beberapa hari terakhir ini.
Hal tersebut pun membuat debit air naik di Bendungan Bili-bili dan aliran sungai Jeneberang.
Dua pintu Bendungan Bili-bili Kabupaten Gowa pun dibuka full pada Selasa (11/2/2025).
Pembukaan pintu pelimpah (spillway) ini dibuka karena debit air meningkat.
Sementara banjir di Maros, kata Amson, memang sudah diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Amson mengaku BMKG sudah mengeluarkan peringatan pasang air laut dalam beberapa hari.
Kondisi curah hujan tinggi ditambah pasang air laut membuat daratan di Kabupaten Maros terdampak banjir.
"Memang juga dari awal sudah ada peringatan dari BMKG terkait banjir pesisir. Itu terkena Maros dan Barru. Nah puncak pasang juga sehingga air naik tinggi. Air di darat tidak bisa mengalir ke laut, justru dilaut yang ke darat," lanjutnya.
Masyarakat pun diminta untuk lebih waspada dengan potensi cuaca buruk di Sulsel.(*)