TRIBUN-TIMUR.COM - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) resmi dilaksanakan hari ini di seluruh Indonesia, Senin (10/2/2025).
Launching ini juga diikuti pemerintah kabupaten kota se-Sulsel secara virtual.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), program ini dilaunching Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry di Puskesmas Tamalate, Jl Dg Tata, Makassar.
Prof Fadjry mengatakan cek kesehatan berlaku untuk seluruh masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kelompok rentan.
"Dengan skrining kesehatan yang dilakukan secara berkala, diharapkan penyakit dapat terdeteksi sejak dini, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan pencegahan penyakit," ucap Prof Fadjry Djufry.
Program ini juga merupakan salah satu dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
"Dengan skrining kesehatan yang dilakukan secara berkala, diharapkan penyakit dapat terdeteksi sejak dini, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan pencegahan penyakit," tuturnya.
Perlu diketahui, cek kesehatan gratis dapat dilakukan di puskesmas dan klinik yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Setiap puskesmas hanya dapat melayani 30 orang per hari dalam program ini.
Baca juga: Puskesmas Bua Layani Program Cek Kesehatan Gratis, Warga Ultah di Bulan Januari Masih Bisa Daftar
Lantas, jenis penyakit apa saja yang dapat diperiksa di program Cek Kesehatan Gratis ini?
Daftar penyakit yang bisa diperiksa
Dilansir dari situs resmi Kemenkes, ada batasan jenis pemeriksaan berdasarkan usia pasien.
Berikut beberapa penyakit/kondisi kesehatan yang dapat diperiksa secara gratis dalam program ini berdasarkan usia:
Bayi Baru Lahir
- Skrining kekurangan hormon tiroid bawaan
- Kekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD)
- Kekurangan hormon adrenal bawaan
- Penyakit jantung bawaan kritis
- Kelainan saluran empedu
- Pertumbuhan (berat badan).
Balita dan Anak Prasekolah (1-6 Tahun)
- Pertumbuhan dan perkembangan
- Tuberkulosis
- Pemeriksaan telinga, mata, dan gigi
- Skrining Thalasemia dan gula darah (mulai usia 2 tahun).
Dewasa (18-59 Tahun)
- Merokok dan tingkat aktivitas fisik
- Status gizi
- Pemeriksaan gigi, tekanan darah, dan gula darah
- Skrining risiko stroke, jantung, dan ginjal (mulai usia 40 tahun)
- Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim (usia 30 tahun atau lebih)
- Deteksi kanker paru (usia 45 tahun atau lebih)
- Deteksi kanker usus besar (usia 50 tahun atau lebih)
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Pemeriksaan kesehatan jiwa, hepatitis B dan C, serta fibrosis hati
- Mata, telinga, dan kesehatan jiwa.
Lansia (60 Tahun ke Atas)
- Geriatri
- Skrining penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, PPOK
- Pemeriksaan kanker, kesehatan jiwa, dan fungsi ginjal
- Deteksi hepatitis B dan C, serta fibrosis hati.(*)