"Bisa sampai ratusan, dalam sehari itu paling sedikit 35 sampai 50 kemasan," ujarnya.
Usaha rumahan ini dimulai Imudd pada tahun 2018.
Saat itu, ia sering mencicipi sambal asap tuna di kampung halaman suaminya di Sinjai.
Berdasarkan pengalaman itu, Imudd memutuskan untuk mencoba membuatnya sendiri dan menjualnya.
"Muncul ide untuk bikin sendiri dan dijual," sebutnya.
Membangun usaha dari nol tentu tidak mudah.
Imudd mengaku sempat mengalami kesulitan dalam mencari pelanggan.
Namun, berkat kegigihannya, ia kini meraup omzet hingga Rp 60 juta per bulan.
"Paling sedikit itu omzet Rp 800 ribu per hari. Kalau ramai penjualan bisa Rp 2 juta sampai Rp 3 juta, dan per bulan rata-rata sampai Rp 60 juta," jelasnya.
Sambal tuna olahan Imudd menjadi favorit di kalangan pegawai kantoran.
Bahkan, tak jarang ada yang membeli untuk dibawa sebagai bekal saat umrah.
"Ada juga penjualan ke negara Brunei, tapi melalui keluarga yang ada di sana," ujarnya.
Bagi Anda yang ingin menikmati lezatnya sambal asap tuna ini, dapat mengunjungi outlet Maraja di kediaman Imudd.
Pemesanan juga bisa dilakukan melalui akun Instagram resmi Maraja Food & Drink dan kurir lokal.
Sambal asap tuna Imudd telah berlabel halal dan dibanderol dengan harga Rp 25 ribu per kemasan.
Tak hanya sambal, outlet Maraja juga menawarkan berbagai kuliner lainnya, seperti aneka puding, sop buah, hingga kue. (*)
Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama