Hal ini dapat memicu kekerasan, intoleransi, dan ekstremisme, yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai utama Islam, seperti kasih sayang, perdamaian, dan keadilan.
Pandangan yang terlalu tekstual dalam memahami Islam berimplikasi dalam pemahaman ajaran agama yang kehilangan pada tujuan-tujuan syariat yang lebih besar.
Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan pendekatan yang lebih mensinergikan pemahaman literal dengan konteks sosial dan sejarah, agar ajaran Islam tetap relevan, fleksibel, dan dapat memberikan maslahat bagi umat di setiap tempat dan zaman. Wallahu a’lam bisawwabe.(*)