TRIBUN-TIMUR.COM - Sejak pekan lalu, ponsel milik Annar Salahuddin Sampetoding tidak aktif lagi.
Oleh teman-temannya, Annar Salahuddin Sampetoding dikenal aktif berkomunikasi melalui ponsel.
Namun, sejak namanya menjadi pembicaraan publik luas, Annar Salahuddin Sampetoding pun bak ditelan bumi.
Tiba-tiba saja ponsel Annar Salahuddin Sampetoding tidak dapat dihubungi, baik melalui panggilan telepon maupun pesan singkat.
Oleh polisi, Annar Salahuddin Sampetoding sosok familiar di Kota Makassar, bahkan se-Sulawesi Selatan.
Sejak akhir pekan lalu, Tribun.timur.com sudah mengonfirmasi tiga nomor kontak Annar Salahuddin Sampetoding, namun gagal.
Konfirmasi terakhir Tribun Timur Makassar soal kasus uang palsu, hingga Senin (23/12/2024) pukul 16.00 Wita juga tak kunjung dibalas.
Annar Salahuddin Sampetoding diduga ikut terlibat dalam kasus sindikat peredaran dan pembuatan uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.
Annar Salahuddin Sampetoding punya peran sentral di kasus tersebut. Bahkan, ia mendanai mesin cetak uang palsu senilai Rp600 juta.
Di mana, Polres Gowa telah menetapkan 17 tersangka dalam kasus ini, sementara tiga lainnya masih buron.
Annar Salahuddin Sampetoding memang pernah berniat mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
Niatan itu gagal lantaran tak ada partai yang mendukungnya.
Gagal mencalonkan diri, ia lantas bergabung bersama tim pemenangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) di Pilgub Sulsel 2024.
Annar Salahuddin Sampetoding tercatat dalam surat keputusan (SK) bernomor: IST/KPTS/ANDALAN-HATI/IX/2024, tanggal 17 Agustus 2024, ditandatangani Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi.
Nama Annar Salahuddin Sampetoding bahkan masuk dalam jajaran dewan penasehat yang dipimpin Agus Arifin Nu’mang.