TRIBUN-TIMUR.COM - Konsultan politik dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia atau LSI, Denny JA menulis kicauan soal hasil exit poll Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah dengan hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara.
Kicauannya mengindikasikan jika selisih tipis perolehan suara kedua pasangan calon di Jateng dan Sumut.
"Renungan Pilkada, Setelah Melihat Exit Poll, 27 Nov 2024 Tapi Belum Pukul 15.00 WIB
Masih dilating MK mengumumkan hasil pilkada
1) Di Jawa Tengah: di antara kabut, kulihat Luthfi tersenyum, tapi harus kupastikan lagi
2) Di Sumut, Bobby tertawa tapi ingin kutegaskan lagi
Denny JA 2024."
Demikian kicauannya di akunnya di X @DennyJA_WORLD, Rabu (27/11/2024).
Baca juga: Hasil Quick Count LSI Denny JA: Andi Sudirman Unggul di Sulsel? Khofifah di Jatim? Dedy di Jabar?
Sumut
Dalam Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024, terdapat dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang telah ditetapkan:
1. Bobby Nasution - Surya
Partai pengusung: Partai Golkar, NasDem, PAN, PKS, dan Demokrat.
2. Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala
Partai pengusung: PDI Perjuangan, Partai Gelora, Hanura, Ummat, dan PKN.
Visi: Sumatera Utara yang Unggul, Maju, dan Berkelanjutan.
Jateng
Berikut daftar calon gubernur (Cagub) dan wakil gubernur (Cawagub) Jawa Tengah untuk Pilkada 2024 beserta partai pengusungnya:
1. Andika Perkasa - Hendrar Prihadi
Partai pengusung: PDI Perjuangan.
Andika adalah mantan Panglima TNI, sementara Hendrar Prihadi adalah mantan Wali Kota Semarang yang kini menjabat Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Ahmad Luthfi - Taj Yasin Maimoen
Partai pengusung: Koalisi sembilan partai, yaitu Gerindra, Golkar, PAN, PKB, PPP, NasDem, Demokrat, PKS, dan Partai Gelora.
Ahmad Luthfi adalah mantan Kapolda Jawa Tengah, sedangkan Taj Yasin (Gus Yasin) merupakan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023 dan tokoh PPP.
Tentang exit poll
Exit poll adalah survei yang dilakukan segera setelah pemilih meninggalkan tempat pemungutan suara pada hari pemilu.
Tujuannya adalah untuk mengetahui pilihan pemilih sebelum hasil resmi diumumkan. Exit poll sering digunakan untuk memprediksi hasil pemilu dengan cara menanyakan kepada sejumlah pemilih secara acak tentang kandidat atau partai yang mereka pilih.
Berikut karakteristik utama exit poll:
1. Metodologi acak: Pemilih yang diwawancarai dipilih secara acak untuk memastikan sampel yang representatif.
2. Prediksi cepat: Hasil exit poll sering kali dirilis lebih cepat dibandingkan penghitungan suara resmi, sehingga memberikan gambaran awal hasil pemilu.
3. Indikator perilaku pemilih: Selain pilihan kandidat, exit poll juga sering mengumpulkan data tentang alasan pemilih memilih kandidat tertentu, latar belakang sosial-ekonomi, atau isu-isu penting yang memengaruhi keputusan mereka.
Namun, hasil exit poll tidak selalu akurat karena keterbatasan metodologi seperti sampel yang tidak sepenuhnya mewakili atau pemilih yang enggan memberikan jawaban jujur.
Meski demikian, exit poll tetap menjadi alat penting dalam analisis pemilu di banyak negara.
Hasil exit poll hanya bersifat sementara.
KPU akan menetapkan pemenang Pilkada setelah melalui proses rekapitulasi hasil pemilihan.(*)