TRIBUN-TIMUR.COM - Tingkat keterpilihan kandidat di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar 2024 semakin jelas.
Lagi-lagi hasil survei menempatkan pasangan nomor urut 1, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (Mulia), sebagai paling unggul.
Persentase tingkat keterpilihan Mulia semakin jauh di atas para kandidat lain.
Elektabilitas Mulia mencapai 41,9 persen. Pasangan nomor urut 3 Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) di posisi kedua dengan 23,3 persen, pasangan nomor 2 Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi dengan 16,7 persen.
Pasangan Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (Aman) di angka 2,1 persen.
Baca juga: Appi-Aliyah Kuasai Basis Pemilih Partai Pengusung Andi Seto-Rezki Mulfiati di Pilwali Makassar 2024
Data itu diungkap Prof Dr Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei Indikator Indonesia, Kamis (21/11) petang.
“Pada simulasi empat paslon, pasangan Appi-Aliyah unggul jauh dengan persentase elektabilitas 41,9 persen,” kata Prof Burhanuddin Muhtadi.
Mantan peneliti senior dan surveyor Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu mengatakan, Survei Indikator Indonesia dilaksanakan pada 11 hingga 17 November 2024.
Berdasarkan data itu, selisih elektabilitas Mulia dengan INIMI yang menempati posisi kedua melebihi 3 kali margin of error. Atau selisih 25,2 persen dari Sehati.
Prof Burhanuddin menegaskan, margin pf error survel Indikator Indonesia tersebut hanya 3,5 persen.
“Tren elektabilitas pasangan MULIA konsisten naik dibanding survei awal Oktober. Meski kenaikan berada dalam margin of error, ini menunjukkan penguatan dukungan dari masyarakat Makassar,” ujar Prof Burhanuddin.
Metode Simulasi Kertas Suara
Selain survei top of mind, Indikator juga menggunakan simulasi kertas suara sesuai spesimen yang ditetapkan KPUD.
Pada simulasi ini, pasangan MULIA kembali memimpin dengan persentase yang sama, yaitu 41,9 persen.
Diikuti paslon INIMI dengan 25,1 persen, Sehati 21,1 persen, dan AMAN 2,1 persen.
Prof Burhanuddin menambahkan bahwa metode ini memberikan gambaran lebih nyata terkait preferensi masyarakat di bilik suara.
“Konsistensi hasil ini menjadi indikasi kuat bahwa pasangan Appi-Aliyah berada di jalur kemenangan,” katanya.
Hasil survei ini dinilai menjadi tantangan bagi paslon lain, khususnya INIMI dan Sehati yang masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga.
Dengan swing voters sebanyak 9,7 persen, mereka masih memiliki peluang mengejar ketertinggalan melalui strategi kampanye yang efektif.
Menurtu Prof Burhanuddin Muhtadi, dengan tren positif ini, pasangan Appi-Aliyah semakin memantapkan posisi mereka sebagai favorit di Pilwalkot Makassar 2024.
Namun, persaingan masih jauh dari kata selesai.
Dengan waktu kampanye yang tersisa, semua pasangan calon masih memiliki peluang untuk merebut hati pemilih, terutama swing voters yang belum menentukan pilihan.
Survei LSI
Sehari sebelumnya Lembaga SurviIndonesia (LSI) Denny JA juga memaparkan hasil survei terbarunya.
LSI memaparkan tracking elektabilitas personal empat calon tersebut sejak bulan April sampai 4 November 2024.
Dari situ tergambar untuk elektabilitas personal Andi Seto dan Indira Yusuf Ismail mengalami kenaikan.
Munafri Arifuddin elektabilitas personalnya menurun dan Amri Arsyid stagnan.
Pada bulan April elektabilitas Andi Seto hanya 1,6 persen. Lalu pada September elektabilitasnya naik menjadi 20,5 persen, pada November meningkat jadi 28,0 persen.
Sama halnya Indira Yusuf Ismail, elektabilitasnya pada bulan April hanya 1,6 persen. Lalu pada September 16,9 persen, pada November meningkat 20,4 persen.
Untuk Munafri Arifuddin pada bulan April memiliki elektabilitas 15,2 persen, kemudian September naik tajam 47,0 persen, dan pada November terjun bebas ke angka 34,0 persen.
Amri Arsyid dari bulan April hingga November LSI memotret angkat yang sama yaitu 1,9 persen elektabilitas secara personal.
Elektabilitas secara personal berpengaruh pada kenaikan dan penurunan pasangan calon.
Pasangan nomor urut 1 Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) memperoleh 34,6 persen pada November dan 49,0 persen pada September.
Pasangan nomor urut 2 Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati (SEHATI) memperoleh 29,5 persen pada November dan 21,0 persen pada September.
Pasangan nomor urut 3 Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) sebanyak 20,4 persen pada November dan 17,0 persen pada September.
Pasangan nomor urut 4 Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) sebanyak 1,9 persen pada November dan 2,8 persen pada September.(erl/yau)
Hasil Survei Beda, Indikator Siap Diaudit
PERBEDAAN hasil survei Pilwali Makassar 2024 yang dirilis oleh LSI Denny JA dan Indikator Politik Indonesia menjadi perbincangan hangat.
Pasalnya, kedua lembaga survei tersebut, mengumumkan hasil berbeda jauh meski diumumkan dalam tempo hanya berselang sehari.
Dalam survei LSI Denny JA yang diumumkan pada Rabu (20/11/2024), elektabilitas pasangan nomor urut 1, Munafri Arifudin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) berada di angka 34,6 persen.
Disusul paslon nomor urut 2, Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) 29,5 persen.
Selanjutnya Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi AU (INIMI) 20,4 persen dan Muhammad Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) 1,9 persen.
Adapun responden yang belum menentukan pilihan atau swing voters sebanyak 13 persen.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 10-16 November menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error sebesar 3,5 persen.
Founder dan Peneliti Utama Indikator, Prof Burhanuddin Muhtadi, angkat bicara mengenai hasil temuan yang berbeda secara signifikan antara kedua lembaga survei tersebut.
Prof Burhanuddin menegaskan bahwa survei yang dilakukan oleh Indikator telah melalui proses pengujian ketat dengan berbagai mekanisme kendali kualitas.
“Kami menegaskan bahwa survei (Indikator) ini sudah diuji dengan berbagai macam kendali kontrol, spot check sekaligus pengecekan ulang terkait dengan data entry dan seterusnya. Semua ini dilakukan oleh enumerator berpengalaman dan terlatih,” jelas Burhanuddin.
Burhanuddin menjelaskan, survei yang dilakukan Indikator menunjukkan pasangan MULIA unggul dengan elektabilitas 41,9 persen.
Sebaliknya, survei LSI Denny JA menyebut angka yang jauh lebih rendah, yakni 34,6 persen.
“Menurut kawan-kawan di Makassar temuan LSI Denny JA itu menyatakan Andi Seto di kisaran angka 29 persen, sementara (Indikator) kami 21 persen, jelas perbedaannya secara statistik signifikan,” tambah Prof Burhanuddin Muhtadi.
Dia melanjutkan, kedua survei dilakukan dalam rentang waktu yang sama.
Sehingga perbedaan ini memunculkan pertanyaan besar terkait metode dan validitas data.
Menanggapi perbedaan ini, Prof Burhanuddin menyatakan kesiapannya untuk membuka data survei Indikator kepada pihak independen guna memastikan keakuratan hasil.
“Jika ada pihak-pihak independen yang ingin mengecek data kami, Indikator siap diaudit kapan saja,” katanya.
Terlebih Indikator merupakan bagian dari anggota Persepi (Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia) yang menjamin kredibilitas metode survei kami.
Namun, ia mengingatkan bahwa LSI Denny JA bukan bagian dari Persepi.
Sehingga tidak dapat dimintai pertanggungjawaban dengan standar yang sama.
“Dan kami (Indikator) siap untuk di audit oleh lembaga persepi, meskipun kami tahu Persepi tentu tidak bisa memanggil LSI Denny JA. Sebab LSI Denny JA bukan bagian dari anggota Persepi,” tandasnya.