TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI TIMUR— Petani cabai di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, resah.
Pasalnya harga cabai rawit semakin anjlok.
Cabai rawit (Capsicum frutescens) adalah tumbuhan anggota genus Capsicum yang buahnya tumbuh menjulang menghadap ke atas.
Warna buahnya hijau atau jenis lain bewarna putih sewaktu muda dan jika telah masak berwarna merah tua.
Bila ditekan buahnya terasa keras karena jumlah bijinya sangat banyak.
Cabai rawit sudah menjadi komoditas paling penting terutama dalam masakan kuliner Indonesia dan sering menjadi pelengkap kudapan jalanan, yaitu gorengan yang biasa dimakan bersama cabai rawit muda mentah.
Cabai rawit mempunyai dua varietas besar, yaitu rawit hijau dan rawit putih atau merah. Yang sering dipakai untuk kudapan gorengan ialah varietas rawit hijau, sedangkan rawit putih biasanya dipakai sebagai bumbu masakan atau disambal.
Ada kemungkinan varietas rawit putih adalah hasil persilangan
Hal tersebut dialami oleh petani cabai di Desa Patalassang, Kecamatan Sinjai Timur, Ali Akbar.
Ali Akbar mengatakan harga cabai rawit saat ini mengalami penurunan yang signifikan.
“Sekarang harganya hanya Rp15 per kilogram pengepul yang ambil, kalau saya jual di Warung-warung Rp20 ribu,” katanya, Senin (18/11/2024).
Kondisi ini, kata Ali Akbar, sejak September 2024.
Sebelumnya harga cabai rawit mencapai Rp40 ribu per kilogram.
“Dulu bagus karena mahal, harganya itu Rp40 ribu, kalau tidak salah itu di bulan-bulan Agustus,” ujarnya.
Kondisi tersebut membuat Ali Akbar mengeluh.