TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Perubahan iklim yang semakin ekstrem telah membawa dampak nyata bagi kota-kota besar di dunia, termasuk Makassar.
Menurut data, Makassar pernah tercatat sebagai salah satu kota terpanas di dunia.
Bahkan masuk dalam daftar kota di Asia Tenggara yang mengalami suhu panas yang tidak biasa.
Fenomena ini semakin memprihatinkan, dan pertanyaan pun muncul dari panelis kedua debat Pilwali Makassar 2024.
Apa langkah antisipasi yang akan dilakukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim ekstrim tersebut?
Menanggapi hal ini, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) punya komitmen besar.
Komitmen itu dengan menghadirkan solusi konkret guna mengurangi dampak suhu panas ekstrem di Kota Makassar.
Dalam debat Pilwali Makassar yang digelar di Hotel Four Points by Sheraton, Rabu (13/11/2024), Munafri Arifuddin menjelaskan, perubahan iklim yang ekstrem akan berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat, terutama yang berada di perkotaan.
"Perubahan iklim tentu yang merasakan dampak, paling pertama adalah manusianya. Artinya kita menjadi objek dari perubahan iklim. Walaupun iklim yang berubah secara global, tetapi kita sebagai individu yang ada harus mempersiapkan diri dan mengantisipasi," kata Appi.
Menurutnya, upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga setiap individu di kota Makassar.
Ia menegaskan, penting bagi setiap warga untuk memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga lingkungan sekitar.
Mulai dari penggunaan energi yang efisien hingga perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu langkah yang diusulkan pasangan MULIA adalah melibatkan seluruh masyarakat, termasuk anak-anak sekolah, dalam program penghijauan.
"Kami berkomitmen untuk mengajak setiap anak-anak sekolah di Makassar untuk menanam minimal dua pohon setiap satu anak," ungkapnya.
Ini adalah langkah awal untuk menjaga kelestarian alam dan mengurangi dampak pemanasan global.