TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR– Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali melahirkan guru besar.
Sebanyak tiga guru besar baru dikukuhkan dalam Rapat Paripurna Senat Akademik terbatas dalam rangka upacara penerimaan jabatan profesor tiga guru besar baru di Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Budaya di Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, pada Selasa (12/11/2024).
Tiga profesor baru yang dikukuhkan yaitu Prof Dr Ir Rismaneswati, SP, MP sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Survei dan Evaluasi Lahan, Fakultas Pertanian; Prof Dr Ir Amir Yassi, MSi, Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Fakultas Pertanian; serta Prof Dr Harlinah Sahib, MHum, Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya.
Wakil Rektor IV Unhas, Prof Dr Eng Adi Maulana, menyampaikan bahwa peningkatan jumlah guru besar di Unhas diharapkan sejalan dengan peningkatan produktivitas akademik dan kontribusi universitas.
"Kami berharap, dengan bertambahnya guru besar, Unhas dapat semakin berkontribusi secara luas, tidak hanya dalam mengejar World Class University (WCU), tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi masyarakat," ungkapnya.
Prof Adi juga menekankan pentingnya peran guru besar sebagai bagian dari peradaban perguruan tinggi berkelanjutan.
"Hari ini merupakan momentum bagi sivitas akademika, khususnya Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Budaya, untuk menambah jumlah guru besar. Hal ini penting karena guru besar bukan hanya bagian dari kampus, tetapi juga pendidik dan peneliti yang kontribusinya dinantikan masyarakat luas sebagai wujud nyata pengabdian," lanjutnya.
Ketiga guru besar ini, melalui orasi ilmiahnya, diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Berikut judul pidota:
Prof Dr Ir Rismaneswati SP MP
Prof Dr Ir Rismaneswati membawakan pidato berjudul "Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Produksi Pertanian Berkelanjutan di Wilayah Tropika Basah".
Prof Rismaneswati menekankan pentingnya evaluasi lahan untuk pembangunan sistem pertanian yang tangguh.
Menurutnya, kualitas lahan sangat bervariasi dalam ruang dan waktu serta mengalami penurunan akibat pemanfaatan terus-menerus.
Evaluasi kesesuaian lahan menjadi pondasi utama untuk memaksimalkan potensi lahan dalam mendukung produksi pertanian berkelanjutan.
"Jika lahan digunakan tidak sesuai dengan potensinya, akan timbul berbagai permasalahan, seperti produksi yang tidak optimal dan degradasi kualitas lingkungan," jelasnya.