TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf meminta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan (PWNU Sulsel) tancap gas bekerja pasca dilantik
PWNU Sulsel masa khidmat 2024-2029 dilantik di Sandeq Ball Room Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Senin (28/10/2024).
"Bagi PWNU untuk sesudah ini langsung tancap gas. PWNU sudah siap bekerja," ucapnya saat memberikan sambutan.
Pria akrab disapa Yahya ini mengingatkan tujuan keberadaan NU.
Ia menjelaskan, NU didirikan pertama-tama adalah untuk tujuan himayatuddin.
Yakni menjaga dan memelihara agama tidak hilang dari kehidupan masyarakat dan menjaga, memelihara agama yang dilaksanakan masyarakat sesuai tuntutan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
"Itu adalah tujuan utama keberadaan NU," tegasnya.
Gus Yahya menyampaikan, untuk bisa melaksanakan tujuan itu maka dibutuhkan fungsi mengasuh masyarakat.
Sebab, ajaran agama tidak boleh berhenti dalam diskusi, berhenti di ceramah, berhenti di kitab dan pikiran.
"Ajaran itu berjalan, dipraktekkan di kehidupan masyarakat sehari-hari," ucapnya.
Pria berusia 58 tahun ini menyampaikan, dalam mengasuh masyarakat ada banyak hal dilakukan karena masyarakat memiliki banyak hajat.
Seperti hajat ekonomi, keluarga, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup lebih baik dan hajat akan negara yang berjalan dengan baik.
"Kehidupan agama tidak memungkinkan terjamin tanpa negara berjalan dengan baik. Negara kacau, kehidupan beragama akan kacau," tuturnya.
Makanya, sebut Gus Yahya, dibutuhkan negara yang berjalan baik, kuat, supaya kehidupan beragama berjalan baik.
Olehnya itu, NU tidak pernah bergeser dari komitmen dari kesetiaan kepada bangsa terkait Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Menurutnya, boleh berbeda tentang apapun dengan cara apapun, tapi tak boleh kesepakatan bangsa dilukai sedikit pun.
"Kesepakatan ini jadi landasan kita hidup bersama-sama di tengah berbagai macam perbedaan," tegas Gus Yahya. (*)