Pak Menteri, ini bukan sekadar masalah teknis atau administratif, ini soal moral. Kementerian Desa bukan panggung keluarga Bapak, dan jabatan menteri bukan alat untuk mendongkrak urusan pribadi.
Kami, rakyat biasa, menanti dengan harapan besar. Semoga Bapak segera paham bahwa jabatan publik itu untuk melayani, bukan untuk dipakai semaunya.
Sebelum acara haul berikutnya, tolong ingatkan diri sendiri, Pak: desa-desa tertinggal yang menjadi tanggung jawab Bapak jauh lebih penting dari urusan tasyakuran.