Pengendara Ngamuk

Pengendara Ngamuk di Wajo, Pengamat Ekonomi Minta Pertamina Evaluasi Program QR Code Pertalite

Penulis: Rudi Salam
Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Abdul Muttalib

Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan template foto dokumen yang jelas dan mudah dipahami.

“Dengan melakukan evaluasi yang komprehensif terhadap program QR Code Pertalite, Pertamina dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan BBM subsidi, serta mengurangi kendala yang dihadapi masyarakat,” jelas Muttalib.

Seorang pengendara jadi viral lantaran tak terima saat ditolak isi BBM jenis Pertalite di SPBU 74.909.91 Amessangeng, Kecamatan Tempe, Wajo.

Petugas SPBU menolak melayani pengendara mobil yang tak memiliki aplikasi barcode My Pertamina.

My Pertamina memang sudah berlaku di sejumlah SPBU yang ada di Sulsel, termasuk Maros hingga Wajo.

Dari video yang beredar di media sosial, seorang pengendara Agya warna putih meluapkan kekesalannya kepada petugas SPBU.

Pasalnya, setelah mengantre beberapa menit, ia malah ditolak lantaran tak memiliki My Pertamina.

Seketika, pria berkaos hitam itu turun dari mobil dan memegang badik.

Badik sepanjang telapak tangan itu, diperlihatkan ke petugas SPBU dan pengendara lain.

Petugas SPBU hanya bisa pasrah melihat kelakuan pengendara mobil tersebut.

Melihat kelakuan pelaku, pengendara lain pun kompak turun dari mobilnya dan mengelilingi mobil pelaku.

Pelaku pun masuk ke mobil dan tancap gas keluar dari SPBU.

Pria yang duduk di depan mengangkat tangannya dan menyampaikan permintaan maaf kepada warga lain.

Aksi pria itu menuai pro dan kontra.

Ada yang menyebut aplikasi My Pertamina hanya menyusahkan warga saja.

Halaman
123

Berita Terkini