TRIBUN-TIMUR.COM - Secara tegas Tim Pemeriksaan Narkotika Pilkada se-Sulsel 2024 dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan (BNNP Sulsel) menyebut Suhartina Bohari positif metafetamin.
Zat kimia berbahaya yang biasa ada dalam kandungan narkotika jenis sabu ini ditemukan pada pemeriksaan urine milik Suhartina Bohari yang merupakan bakal Calon Wakil Bupati Maros.
Pemeriksaan tak hanya sekali, BNNP melakukan pemeriksaan sebanyak tiga kali menggunakan rapid test hingga pemeriksaan di pusat Laboratorium BNN Cabang Makassar.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Pemeriksaan Narkotika Pilkada Sulsel 2024 Sudarionto.
Konfirmasi Sudarianto yang juga Koordinator Rehabilitasi BNNP Sulsel itu dijabarkan melalui video yang diunggah di akun instagram @infobnn_prov_sulsel pada, Jumat (20/9/2024).
Berikut pernyataan lengkapnya:
"Saya selaku ketua tim yang ditugaskan oleh BNN Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pemeriksaan narkotika dalam rangka pemilihan calon kepala daerah di Sulawesi Selatan.
Dari 140 yang kami lakukan tes urine, terindikasi satu orang positif yaitu calon wakil bupati Maros.
Nah, ini dilakukan secara profesional dengan menggunakan rapid test 7 parameter.
Nah, pemeriksaan ini dilakukan tiga kali karena pada tes pertama ditemukan hasil yang positif maka untuk memastikan dilakukan lagi tes kedua.
Sesuai dengan SOP kami, maka dilakukan tes konfirmasi ke pusat laboratorium BNN cabang Makassar dan hasilnya positif juga.
Jadi laboratorium BNN ini dapat mendeteksi, dapat mengurai hasilnya, kalau itu yang dikonsumsi adalah obat batuk maka dia akan menunjuk obat batuk, begitupun obat tidur dan pada pemeriksaan kali langsung menunjuk methamphetamine.
Baik bapak ibu, kalau dengan menggunakan media urine maka bisa terbaca 1-5 hari, jika lebih 10 hari maka tidak terdeteksi denhan rapid test lagi, olehnya itu bagi penyalagguna narkoba bisa melaporkan diri ke BNN tidak dipidana melainkan diberikan program rehabilitasi dalam upaya pemulihan penyalahgunaan narkoba."
Suhartina: Saya Konsumsi Obat Tidur
Sebelumnya, Suhartina Bohari akhirnya bicara terkait tudingan menggunakan narkoba yang mangakibatkan dirinya TMS pada tes kesehatan calon kepala daerah.
Suhartina mengklaim dirinya hanya mengkonsumsi obat tidur.
Ia mengatakan dirinya mengkonsumi obat tidur lantaran kehidupan rumah tangganya sedang dalam masalah.
Hal tersebut dia beberkan dalam konferensi pers yang diadakan di Yellow Cafe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (15/9/2024).
“Dalam enam bulan terakhir rumah tangga saya agak melow, makanya dari sisi kesehatan tidur saya agak terganggu, makanya saya mengkonsumsi obat tidur,” katanya.
Ia mengakui sudah empat bulan ia mengonsumsi obat tidur.
“Saya mengkonsumsi obat tidur dalam empat bulan terakhir ini, tiga hari sekali saya minum. Ketika besoknya ada acara penting, supaya saya kembali segar,” imbuhnya.
Penggunaan obat tidur pun kata dia sesuai dengan resep dokter.
“Obat tidur saya dapat dari kepala rumah sakit dr La Palaloi, dokter Sinar, ada juga dari kepala Dinas Kesehatan, obat Rhinos saya minum sehari sebelum deklarasi,” akunya.
Makanya sebelum pemeriksaan kesehatan di RSUP Unhas ia sempat mengakui dirinya mengkonsumsi obat tersebut dalam seminggu terakhir.
“Saya sampaikan ke BNN, kalau saya sempat diinfus obat tidur sampai 10 jam,” imbuhnya.
Ketua DPD II Golkar Maros itu mengaku mengetahui dirinya TMS di hari Sabtu, 7 September 2024.
“Waktu itu saya di Jakarta bersama Bupati. Sabtu pagi saya terima pemberitaan kalau saya TMS, yang terima dari KPU itu LO dan Muhammad Danial (Anggota DPRD Maros Partai Golkar),” jelasnya.
Makanya ia mengklaim selama di Jakarta bukan untuk melarikan diri dari masalah namun memang sedang menghadiri acara.
“Di Jakarta bukan untuk melarikan diri, tapi saya berangkat bersama dua asisten dan dua anak saya, saya sedang perjalan dinas untuk ulang tahun perhubungan,” ungkapnya.
Perempuan berlatar belakang pengusaha itupun mengaku kaget dengan menuclnya sat adiktif dari hasil pemeriksaannya di RSUP Unhas.
Makanya ia mengambil langkah untuk memeriksa di BNN DKI Jakarta.
Surat keterangan hasil pemeriksaan narkotika Suhartina dengan hasil negatif sempat beredar di media sosial.
Ada dua dokter pemeriksa dalam surat itu yaitu dr Ruth Adrian Melany dan Dwicahyanti Utama.
Hasilnya, mereka menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda Suhartina menggunakan narkotika.
Saat ini Suhartina pun mengaku telah menerima hasil tersebut dan akan menghabiskan masa jabatannya sebagai wakil bupati.
“Sampai Februari mendatang, sampai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati yang baru, jadi masih ada sisa waktu untuk berkarya bagi Maros,” tuturnya.
Terkait Muetazim Mansyur yang dipilih Chaidir Syam untuk menggantikan dirinya, ia mengaku itu adalah keputusan yang telah dipertimbangkan cukup panjang.
“Itu sudah menjadi pilihan bupati, pasti ada hal yang lebih baik dan lebih bagus, semoga bisa membawa Maros lebih baik kedepannya. Mudah mudahan bisa menjaga Maros,” ucapnya.
Ia pun tetap mengimbau masyarakat Maros untuk datang ke TPS 27 November mendatang.
“Saya sarankan harus ke TPS gunakan hak pilihta, terkait kotak kosong terserah orang Maros mau pilih yang mana, pokoknya harus jadi pemilu yang seru,” imbuhnya.
Terkait rencana kedepannya, ia mengaku akan kembali menjadi pengusaha.
“Yah kemungkinan saya akan kembali jadi pengusaha,” tutupnya.(*)