Sosok Jenderal Sutarman & Badrodin Haiti 2 Jenderal Bintang 4 pada 2015 Lalu, 1 Orang Dicopot Jokowi

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Namun pada 2015, Polri memiliki dua jenderal bintang empat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Jenderal Sutarman dari jabatannya sebagai Kapolri. Jokowi kemudian mempromosikan Wakapolri Komisaris Jenderal (Komjen) Badrodin Haiti menjadi Kapolri.

"Sisa hidup saya akan saya gunakan untuk membantu rakyat yang masih membutuhkan," ujar Sutarman di Kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2015) siang.

Sutarman menegaskan tidak akan terjun lagi ke pemerintahan atau dunia politik.

Ia ingin pulang kampung ke Sukoharjo, Jawa Tengah.

Selain bergerak di bidang sosial, Sutarman pun akan melanjutkan kerja ayahnya, yakni bertani.

"Dengan bertani, saya ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan."

"Saya akan habiskan sisa hidup saya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, butuh sentuhan lembut tangan-tangan kita."

"Saya akan gunakan tangan saya untuk itu," ujar dia.

Karier di kepolisian

Sutarman selama berkarir di dunia kepolisian pernah menempati berbagai jabatan strategis.

Jenderal Namratus panggilannya, merupakan jebolan Akpol 1981.

Setelah lulus dari Akademi Kepolisian, Sutarman menjadi Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung.

Selanjutnya Sutarman diangkat menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.

Pada 2000, Sutarman menjabat sebagai Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.

Karier Sutarman di kepolisian semakin melejit.

Dalam waktu lima tahun, Sutarman menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat, hingga Koplda Metro Jaya.

Setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, Sutarman ditarik ke Mabes Polri dan dilantik menjadi Kabareskrim.

Saat masih menjabat sebagai Kabareskrim, pernah terjadi insiden polisi mengepung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) saat terjadi kasus petinggi Mabes Polri yang ditangani KPK.

Sutarman diangkat sebagai Kapolri pada 2013 menggantikan Jenderal Timur Pradopo.

Komisaris Jenderal Sutarman resmi menggantikan Jenderal (Pol) Timur Pradopo setelah dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada 25 Oktober 2013.

Sutarman merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat itu. 

Profil Badrodin Haiti

Jenderal Polisi (Purn) Badrodin Haiti adalah purnawirawan Polri kelahiran Paleran, Umbulsari, Jember, Jawa Timur, 24 Juli 1958.

Badrodin meraih jabatan tertinggi di Polri pada 17 April 2015, ketika ia dilantik menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Sutarman.

Sebelumnya, Badrodin mengemban tugas sebagai Wakil Kapolri.

Selama berkarier di kepolisian, Jenderal Polisi (Purn) Badrodin Haiti yang lulus dari Akpol 1982 ini tercatat pernah empat kali menjadi Kapolda.

Peraih Adhi Makayasa ini menjadi Kapolda Banten (2004), Kapolda Sulteng (2006), Kapolda Sumut (2009-2010), dan Kapolda Jatim (2010-2011).

Sebelum menjabat Kapolda di beberapa wilayah, Badrodin juga pernah bertugas di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

 Dia menduduki berbagai posisi antara lain:

Kasubro Ops Polres Metro Depok Polda Metro Jaya (1983)

Kapolsek Pancoran Mas (1983)

Kabin Info PPKO Polda Metro Jaya (1984)

Kasat Serse Polres Metro Bekasi (1990)

Kapolsek Metro Sawah Besar (1993)

Kasat Serse Polres Metro Jakarta Barat (1994)

Wakapolres Metro Jakarta Timur (1995).

Pamen Mabes Polri (1997)

Paban Madya Dukminops Paban II/Ops Sops Polri (1998)

Kapolres Probolinggo Polwil Malang Polda Jatim (1999)

Kapoltabes Medan Polda Sumut (2000)

Dirreskrim Polda Jatim (2003)

Kapolwiltabes Semarang Polda Jateng (2004)

Kapolda Banten (2004)

Seslem Lemdiklat Polri (2005)

Kapolda Sulteng (2006)

Dir I/Kamtrannas Bareskrim Polri (2008–2009)

Kapolda Sumut (2009–2010)

Kadivkum Polri (2010)

Kapolda Jatim (2010–2011)

Asops Kapolri (2011–2013)

Kabaharkam Polri (2013–2014)

Wakapolri (2014–2015)

Kapolri (2015–2016)

Badrodin menjabat sebagai Wakapolri sejak Maret 2014 menggantikan Komjen Oegroseno yang pensiun.

Ayah dua anak ini memiliki rekam jejak yang panjang di kepolisian. Sebelum mengemban tugas sebagai Wakapolri, Badrodin adalah Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam).

Perjalannya di Korps Bhayangkara dimulai di Polda Metro Jaya sebagai Komandan Peleton Sabhara Dit Samapta pada 1982.

Pria berusia 56 tahun ini kemudian mengecap pengalaman mulai dari Kapolsek Pancoran Mas, Kapolsek Metro Sawah Besar, Kasat Serse Polres Metro Jakarta Barat hingga Wakapolres Metro Jakarta Timur.

 Kariernya terus menanjak hingga pada tahun 2004 silam Badrodin menduduki posisi Kapolda Banten.

Ia juga pernah menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah dan Kapolda Sumatera Utara.

Pada tahun 2010, Badrodin diangkat menjadi Kepala Divisi Hukum Polri.

Di tahun yang sama, dia disebut sebagai satu dari 17 perwira tinggi yang diduga memiliki rekening gendut oleh ICW. Namun Badrodin sudah membantah dan menegaskan dirinya clear.

Pada 16 Januari 2015 malam, Badrodin ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi pelaksana tugas (Plt.) Kapolri menggantikan Sutarman yang resmi diberhentikan dan selagi menunggu pelantikan Budi Gunawan yang dijadikan tersangka oleh Ketua KPK Abraham Samad.

Pada 18 Februari 2015, ia akhirnya resmi diajukan Presiden Joko Widodo ke DPR sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Budi Gunawan yang telah menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.

Pada 17 April 2015 Badrodin akhirnya resmi dilantik Presiden Jokowi sebagai Kapolri definitif setelah sehari sebelumnya DPR menyetujui pencalonannya sebagai Kapolri.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkini