Munculnya dua jenderal bintang empat di tubuh Polri setelah Budi Gunawan dilantik direspons oleh Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar.
Ia menjelaskan, kenaikan pangkat dari komjen menjadi jenderal yang didapat oleh Budi Gunawan merupakan hal yang lazim karena eks ajudan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ini masih aktif di kepolisian.
“Tidak maslah dengan itu,” kata Boy dikutip dari Kompas.com, Sabtu (110/9/2016).
Boy menilai, kemunculan dua jenderal bintang empat di Polri bukanlah masalah karena keduanya berbeda institusi.
Ia menjelaskan, Budi yang merupakan lulusan Akpol 1983 memimpin BIN, sementara Tito sebagai lulusan Akpol 1987 menjadi pucuk pimpinan di Polri.
Profil Jenderal Sutarman
Sutarman merupakan pria kelahiran Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, 5 Oktober 1957.
Selepas tamat sekolah STM, Sutarman melanjutkan sekolah ke Akademi Kepolisian dan lulus pada 1981 dan memulai kariernya di institusi Polri pada tahun 1982,
Sutarman diketahui menjabat Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015.
Setelah Pilpres 2014, Sutarman diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.
Saat itu Jokowi mengajukan nama Budi Gunawan untuk menjadi penerus Sutarman.
Namun, pengajuan nama Budi Gunawan mengundang polemik hingga akhirnnya diangkat Badrodi Haiti yang saat itu menjabat Wakapolri menjadi Plt Kapolri hingga akhirnya dilantik Jokowi menjadi Kapolri definitif.
Dilansir dari kompas.com, setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Purnawirawan Sutarman sempat ditawari Presiden Joko Widodo menjadi duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.
namun, saat itu Sutarman memilih untuk kembali menjadi masyarakat biasa.
"Saya terima kasih sudah ditawarkan itu. Saya bekerja di pemerintahan hampir 34 tahun."