Pilgub Jabar 2024

Survei Terbaru Pilgub Jabar: Ahmad Syaikhu Sulit Tandingi Dedi Mulyadi, Jagoan PDIP-PKB Tak Direkeng

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Empat pasangan calon yang resmi mendaftar untuk maju bertarung di Pilgub Jabar 2024 yakni Dedi Mulyadi - Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu - Ilham Habibie, Acep Adang Ruhiyat - Gitalis Dwi Natarina dan Jeje Wiradinata - Ronald Surapradja.

TRIBUN-TIMUR.COM - Empat pasangan calon sudah resmi mendaftar untuk Pilgub Jabar 2024.

Sebagai gambaran awal, berikut ini dijabarkan survei Pilgub Jabar 2024 untuk melihat kekuatan keempat paslon tersebut.

Hasilnya untuk sementara, Dedi Mulyadi menempati posisi teratas elektabilitas berdasarkan beberapa hasil survei.

Ahmad Syaikhu yang juga sudah resmi mendaftar untuk Pilgub Jabar 2024 elektabilitasnya masih kalah jauh.

Sementara itu paslon jagoan PDIP dan PKB bahkan tak masuk hitungan.

Sebelumnya, Pilgub Jabar 2024 menjadi salah satu perhatian lantaran adanya dinamika politik yang terjadi hingga detik-detik akhir pendaftaran.

Ridwan Kamil sebagai mantan gubernur Jabar periode sebelumnya, memilih tak lagi maju lantaran mendaftar sebagai calon gubernur Jakarta 2024.

Peta persaingan di Pilgub Jabar 2024 pun mengalami perubahan utamanya setelah adanya keputusan Mahkamah Konstitusi terkait perubahan ambang batas syarat pencalonan.

Baca juga: Survei Pilgub Jatim 2024 Terbaru: Elektabilitas Khofifah Belum Aman, Risma Potensi Beri Kejutan

Baca juga: Survei Terbaru Pilgub Jateng 2024: Andika Perkasa Tak Direkeng, Ahmad Luthfi Belum Tentu Menang

PDIP dan PKB masing-masing mendaftarkan kandidatnya tanpa berkoalisi.

Itupun dilakukan di hari terakhir masa pendaftaran.

Dan berikut ini 4 paslon yang sudah resmi mendaftar di KPU Jabar:

1.Dedi Mulyadi - Erwan Setiawan

Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan pada Selasa, 27 Agustus 2024. 

Pasangan Dedi-Erwan diusung sejumlah partai yang diketahui tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yaitu yang terdiri dari Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Kemudian partai non parlemen yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Partai Garuda, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), Partai Ummat, Perindo, PKN, Hanura, dan Partai Buruh. 

2. Ahmad Syaikhu - Ilham Habibie

Pasangan kedua adalah Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie yang mendaftar pada, Kamis siang, 29 Agustus 2024.

Pasangan yang menamai diri pasangan ASIH ini diusung oleh tiga partai yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan NasDem.

3. Acep Adang Ruhiyat - Gitalis Dwi Natarina

Pasangan ketiga yang mendaftar ke KPU Jabar adalah pasangan Acep Adang Ruhiyat dan Gitalis Dwi Natarina yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Mereka datang ke Kantor KPU pada Kamis malam, 29 Agustus 2024 malam. 

4. Jeje Wiradinata - Ronald Surapradja

Sementara, pasangan keempat adalah Jeje Wiradinata dan Ronald Surapradja yang diusung PDIP. 

Gambaran elektabilitas kandidat berdasarkan survei terbaru Pilgub Jabar 2024:

Indo Riset

Kini, nama Dedi Mulyadi muncul menjadi sosok calon Gubernur terkuat.

Hal itu tampak dari temuan survei Jawa Barat yang dirilis oleh Indo Riset pada 14-17 Agustus 2024 melalui zoom meeting.

Dalam rilis survei ini hadir Roki Arbi dari Indo Riset, kemudian Toto Izul Fatah dari LSI Denny JA, Warsito Djati dari BRIN, dan Agung Baskoro dari Trias Politica Strategis.

Indo Riset sendiri adalah anggota Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) sejak tahun 2017.

Dalam survei yang berjudul “RK OTW Jakarta, Siapa yang Unggul di Jawa Barat?” yang dirilis Senin, 19 Agustus 2024 itu menunjukkan, Dedi Mulyadi unggul dominan di Jawa Barat dan saat survei dilakukan belum ada kompetitor yang menyainginya di Pilgub Jabar 2024.

 Dalam pertanyaan top of mind, tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi naik sebesar 13 persen dari 21 persen ke 34 persen.

Sementara Ridwan Kamil yang sudah menyatakan tidak akan maju di Jawa Barat turun sebesar 26,2 persen dari 31,5 persen menjadi 5,3 persen.

Sementara dalam simulasi 11 nama, tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi berada di angka 68,8  persen, sementara calon lain masih berada di bawah 6 persen.

Dengan situasi tersebut masih sangat berat bagi kompetitor lain untuk bersaing dengan Dedi Mulyadi.

Begitu juga dalam simulasi 5 nama, Dedi Mulyadi juga terlihat unggul dengan elektabilitas di angka 76,8 persen . Sementara calon lain masih di bawah 10 persen .

Di simulasi 5 nama ini di bawah Dedi Mulyadi ada nama Susi Pudjiastuti 8  persen , Ahmad Syaikhu 5,3 persen , Ilham Akbar Habibie 3 persen , dan Ono Surono 2,3 persen .

Temuan Indo Riset juga menunjukkan bahwa Dedi Mulyadi unggul dalam simulasi dengan tiga nama dan simulasi head to head, dengan angka di atas 80 persen. 

Di Simulasi 3 nama ini di bawah Dedi Mulyadi ada nama Ahmad Syaikhu 6,3 persen , dan Ono Surono 4 persen .

Selain itu dari sisi distribusi suara berdasarkan kabupaten/kota, survei ini juga menemukan bahwa dukungan terhadap Dedi Mulyadi juga unggul di semua kabupaten/kota di Jawa Barat.

Survei ini berkesimpulan bahwa terjadi peningkatan suara Dedi Mulyadi secara signifikan setelah RK tidak maju di Jawa Barat.

Dedi Mulyadi unggul pada semua simulasi elektabilitas.

Dalam simulasi 5 nama, Dedi Mulyadi memiliki elektabilitas 76,8 persen.

Sementara dalam simulasi 3 atau 2 nama, tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi di atas 80 persen. "

"Melihat data dua kali survei, masih cukup berat bagi kandidat lain untuk menyaingi suara Dedi Mulyadi, karena tingkat elektabilitas yang terpaut jauh," kata Roki Arbi.

Dalam survei ini Indo Reset juga mencoba memasangkan Dedi Mulyadi dengan tiga nama calon wakil gubernur pendampingnya dari Partai Golkar yakni Atalia Praratya, Ade Ginanjar, dan Erwan Setiawan

Hasilnya pasangan Dedi Mulyadi-Atalia Praratya elektabilitasnya meraih 84,3 persen mengalahkan pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie yang meraih 8,2 persen , dan pasangan Ono Surono-Acep Adang Ruhiat yang meraih 3,8 persen.

Kemudian pasangan Dedi Mulyadi-Ade Ginanjar meraih 81,2 persen mengalahkan pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie yang meraih 9 persen, dan pasangan Ono Surono-Acep Adang Ruhiat yang meraih 5,2 persen.

Selanjutnya pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan meraih 81,5 persen mengalahkan pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie yang meraih 9,3 persen, dan pasangan Ono Surono-Acep Adang Ruhiat yang meraih 4,3 persen.

Menurut Roki, populasi dalam survei ini adalah warga Jawa Barat yang telah berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Data populasi yang digunakan adalah Data Pemilih Tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU) tahun 2024.

Dalam survei ini sampel dipilih secara acak menggunakan metode multi-stage random sampling yang mempertimbangkan proporsi jumlah pemilih dan sampel pada setiap kabupaten/kota, dan proporsi jenis kelamin laki-laki dan perempuan (50:50).

Jumlah sample dalam survei ini sebesar 600 sample. Mengggunakan 600 sample, margin of error (MoE) survei ini sebesar +/- 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen .

Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur oleh enumerator yang sudah dilatih.

Tabulasi survei menggunakan aplikasi sehingga survei dapat dilakukan secara cepat, dan secara parallel dilakukan call-back dan spot-check oleh koordinator provinsi.

Kendali mutu dalam survei ini dilakukan secara berjenjang, mulai dari proses training enumerator, pelaporan harian menggunakan geotagging, spotcheck lapangan sebesar 10 persen oleh koordinator, serta call-back oleh tim pusat sebesar 60 persen.

Dalam kendali mutu tidak ditemukan data yang bermasalah.

Unit sampling primer (PSU) dalam survei ini adalah desa/kelurahan. Pada setiap PSU target, dipilih secara acak 5 Rukun Tetangga (RT), dan pada setiap RT target, dipilih secara acak 2 Rumah Tangga (laki-laki dan Perempuan).

 Pemilihan sampel pada tingkat rumah tangga menggunakan angka acak Kish Grid. Waktu pengumpulan data 14-17 Agustus 2024.

Litbang Kompas

Litbang Kompas melakukan survei periodik di Pilkada Jabar melalui wawancara tatap muka pada tanggal 15-20 Juni 2024.

Adapun sebanyak 500 responden dipilih secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Barat.

Penelitian ini mempunyai tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 4,38 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Hasilnya sebagai berikut:

1. Ridwan Kamil: 36,6 persen

2. Dedi Mulyadi: 12,2 persen

3. Bima Arya: 1,6 persen

4. Atalia Praratya: 1,6 persen

5. Ahmad Syaikhu: 1,0 persen

6. Desy Ratnasari: 0,8 persen

7. Deddy Mizwar: 0,8 persen

8. Alfiansyah Komeng: 0,8 persen

Tidak tahu/tidak jawab: 41,0 persen

Lainnya: 3,6 persen 

Survei Indikator

Berdasarkan survei dari Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Ridwan Kamil masih yang tertinggi di Jawa Barat.

RK mengantongi elektabilitas sebanyak 44,5 persen dan unggul dari Dedi Mulyadi yang meraih 33,2 persen.

Sementara itu, Dede Yusuf yang duduk di peringkat ketiga hanya mencatatkan elektabilitas 5,4 persen.

Sebagai informasi, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 20-27 Juni 2024 terhadap 1.214 responden dengan metode wawancara via sambungan telepon.

Margin of error dalam survei ini diperkirakan kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut selengkapnya elektabilitas 12 nama kandidat cagub di Pilkada Jawa Barat 2024 berdasarkan hasil survei dari Indikator.

1. Ridwan Kamil: 44,5 persen

2. Dedi Mulyadi: 33,2 persen

3. Dede Yusuf: 5,4 persen

4. Haru Suandharu: 1,2 persen

5. Desy Ratnasari: 1,8 persen

6. Haru Suandharu: 1,2 persen

7. Ono Surono: 1,1 persen

8. Uu Ruzhanul Ulum: 0,9 persen

9. Ilham Akbar Habibie: 0,9 persen

10. Mochamad Irawan atau Iwan Bule: 0,6 persen

11. Taufik Hidayat: 0,4 persen

12. Syaiful Huda: 0,2 persen

Tidak tahu/tidak jawab: 7,6 persen 

Survei SMRC

SMRC menyebut, elektabilitas Ridwan Kamil akan melejit apabila berduet dengan Ono Surono di Pilkada Jawa Barat 2024.

Simulasi tersebut adalah hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipublikasikan melalui kanal YouTube-nya, Sabtu (13/7/2024).

Dalam simulasi itu, ada tiga pasangan yang disimulasikan untuk disodorkan kepada responden.

Pertama, adalah pasangan Ridwan Kamil-Ono Surono yang memperoleh elektabilitas 56,7 persen. Kedua, pasangan Dedi Mulyadi-Bima Arya dengan tingkat elektoral 37,3 persen.

Ketiga, pasangan Haru Suandharu dan Ilham Habibie yang hanya memperoleh elektabilitas 1,3 persen sedangkan responden yang tidak menjawab mencapai 4,7 persen.

Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, mengatakan pasangan Ridwan Kamil-Ono Surono akan terbentuk jika Partai Golkar dan PDI Perjuangan (PDIP) berkoalisi.

Sedangkan, pasangan Dedi Mulyadi-Bima Arya bisa diusung oleh Partai Gerindra dan PAN. Lalu, pasangan Haru Suandharu-Ilham Habibie bisa diusung jika PKS dan NasDem berkoalisi.

"Tiga (pasangan) ini bisa terjadi walaupun bisa ada empat pasangan juga. Walau kita belum tahu juga kalau empat pasangan, siapa," kata Deni dalam video tersebut.

Simulasi tiga pasangan ini, jelasnya, berdasarkan perhitungan jumlah minimum kursi di DPRD Jabar hasil Pemilu 2024 untuk mengusung pasangan pada Pilkada Jabar 2024, yakni minimal mengantongi 24 kursi dari total 120 kursi di DPRD Jabar.

Ia mengatakan, tidak ada satu pun partai di Jabar yang bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernurnya sendiri sehingga harus membangun koalisi partai.

Tiga pasangan ini pun adalah yang selama ini digadang-gadang untuk bertarung di Pilkada Jabar 2024.

Deni mengatakan, elektabilitas Ridwan Kamil yang tinggi didorong oleh kepuasan masyarakat terhadap kinerjanya sebagai Gubernur Jabar terdahulu dengan 21,2 persen menyatakan sangat puas sedangkan 68,7 persen responden menyatakan cukup puas.

Survei ini dilakukan terhadap 410 orang di setiap kota dan kabupaten, sehingga totalnya 11.070 responden, yang berlangsung pada 9 Juni sampai 1 Juli 2024.

Adapun survei dilakukan dengan melibatkan responden yang telah memenuhi syarat untuk menggunakan hak suaranya di Pilkada Jabar 2024.

Sampel dipilih dengan metode stratified multistage random sampling dengan mergin of error kurang lebih 1,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)

Berita Terkini