2 Sosok Jenderal Polisi Bukan Lulusan Akpol Tapi Mampu Bersaing, Komjen dan Punya Jabatan Strategis

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perdagangan Komjen Pol Ahmad Luthfi di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (29/7/2024). Nama-nama bintang tiga atau Komjen Polri 2024.

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok dua jenderal polisi bukan lulusan Akpol tapi jabatan tak kalah mentereng.

Tak semua jenderal polisi adalah lulusan akademi kepolisian atau akpol.

Buktinya, ada dua jenderal polisi bukan lulusan Akpol seperti perwira pada umumnya tapi jadi pimpinan di kepolisian.

Seperti diketahui, Perwira tinggi Polri yang sudah berpangkat jenderal, komisaris jenderal (komjen), inspektur jenderal (irjen), atau brigadir jenderal (brigjen) biasanya lulusan Akpol.

Di antaranya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komjen Mohammad Fadil Imran yang merupakan lulusan Akpol 1991. 

Namun, ada pula polisi yang sudah menyandang pangkat jenderal dan menduduki jabatan strategis di internal atau luar Polri yang bukan lulusan Akpol.

Berikut daftar perwira tinggi polisi aktif yang bukan lulusan Akpol tapi bisa menjadi jenderal.

1. Komjen Ahmad Luthfi

Ahmad Luthfi baru saja mendapat kenaikan pangkat Irjen menjadi Komjen.

Upacara kenaikan pangkat Luthfi dipimpin langsung oleh Listyo di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Senin (29/7/2024).

Selain kenaikan pangkat, eks Kapolda Jawa Tengah tersebut juga dimutasi menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perdagangan.

Dilansir dari Kompas.com, Minggu (23/6/2024), Luthfi lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 22 November 1966.

Berbeda dengan perwira tinggi lainnya yang masuk Polri lewat jalur Akpol, Luthfi masuk Korps Bhayangkara melalui Sekolah Perwira (Sepa) Militer Sukarela (Milsuk) pada 1989 dengan latar belakang intelijen keamanan.

Lulus dari Sepa Milsuk pada 2000, ia melanjutkan studinya ke Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa) dan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri pada 2005.

 Dua tahun setelahnya, ia masuk Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Luthfi menduduki beberapa jabatan strategis, seperti Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Solo pada 2011 dan Kapolresta Solo pada 2015.

Ia kemudian dimutasi menjadi Analisis Kebijakan Madya Bidang Sosial Budaya Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Polri pada 2017.

Setelah itu, Luthfi ditunjuk menjadi Wakapolda Jateng pada 2018 dengan pangkat brigjen atau jenderal bintang satu.

Dua tahun setelahnya, ia diangkat menjadi Kapolda sekaligus mendapat kenaikan pangkat menjadi jenderal bintang dua.

Profil Ahmad Luthfi

Inspektur Jenderal Polisi atau Irjen Pol. Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.Mk. adalah seorang perwira tinggi (Pati) di Polri.

Ia lahir pada tanggal 22 November 1966 di Surabaya, Jawa Timur.

Ahmad Luthfi mempunyai istri yang bernama Nurina Mulkiwati.

Nurina telah meninggal dunia karena penyakit kanker darah pada November 2019.

Sepeninggal istrinya, jenderal bintang 2 itu sampai saat ini diketahui belum menikah lagi.

Adapun, ayah Irjen Ahmad Luthfi bernama H. Makali, sedangkan ibunya bernama Hj. Musarofah.

Ia memiliki adik yang bernama Kolonel Inf Zainul Bahar dan AKBP M. Sinwan.

Pendidikan

Ahmad Luthfi merupakan salah satu Pati Polri yang bukan lulusan dari Akademi Kepolisian (Akpol).

 Ia adalah lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela (Sepa Milsuk) tahun 1989.

Pendidikan kepolisian yang pernah ditempuh Ahmad Luthi antara lain: Selapa Polri (2000), Sespim Polri (2005), Lemhanas PPRA (2017), Diktap Polri (1992), Daspa Serse (1994), dan Dikjur Pa Provos (1995).

Sementara itu, Irjen Luthfi juga menyelesaikan sederet pendidikan umum, yakni SD (1978), SMP (1981), SMA (1984), S1 (1990), dan S2 (1995).

Riwayat Karier

Irjen Ahmad Luthfi sudah malang melintang di Korps Bhayangkara.

Meski bukan lulusan Akpol, Ahmad Luthfi membuktikan bahwa dirinya juga bisa menjadi seorang jenderal.

Ia telah menempati berbagai jabatan strategis di kepolisian tanah air.

Ahmad Luthfi tercatat pernah mengemban jabatan sebagai Kapolres Batang.

Setelah itu, ia diamanahi menjadi Wadir Intelkam Polda Jateng pada tahun 2010.

Pada tahun 2011, jenderal asal Surabaya ini dimutasi menjadi Wakapolresta Surakarta.

Saat itu Ahmad Luthfi mendampingi Kapolresta saat itu yakni Komjen Pol. (Purn.) Drs. Nana Sudjana, M.M.

Empat tahun kemudian, Irjen Ahmad Luthfi diangkat sebagai Kapolresta Surakarta.

Ia lalu dimutasi menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Sosbud Baintelkam Polri pada tahun 2017.

Pada tahun 2018, Luthfi kemudian dipercaya untuk menjabat sebagai Wakapolda Jawa Tengah.

Kala itu, pangkatnya masih Brigadir Jenderal atau Brigjen.

Ahmad Luthfi berhasil naik pangkat menjadi Irjen dan mengisi kursi jabatan sebagai Kapolda Jateng pada 2020.

Didukung Maju Pilkada Jawa Tengah

Sebelumnya, isu Ahmad Luthfi akan menjadi Irjen Kemendag disebutkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Hal tersebut diungkap Ketua Umum PAN itu setelah pembukaan Rakorwil PAN Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (8/6/2024) lalu.

Zulhas awalnya ditanya wartawan soal kemungkinan jenderal bintang dua itu harus pensiun dini jika diusung PAN sebagai bakal calon Gubernur Jawa Tengah.

"Sedang proses untuk Irjen Kemendag, sudah hampir selesai," kata Mendag Zulkifli Hasan.

Selain itu, PAN juga mendukung Irjen Ahmad Luthfi untuk maju di Pilkada Jawa Tengah 2024.

Menurutnya, PAN sudah menyatakan dukungan secara informal kepada Irjen Ahmad Luthfi

"Jateng kan sudah saya Pak Luthfi, ya saya udah dukung Pak Luthfi nanti. Pak Luthfi itu sekarang Kapolda," kata Zulhas di Kantor DPP PAN, Jalan Amil Buncit Raya, Pancoran, Jakarta Selatan pada Senin (3/5/2024).

Menteri Perdagangan RI itu menyampaikan bahwa pihaknya juga menyerahkan kepada Irjen Ahmad Luthfi untuk menentukan bakal calon wakil gubernur (cawagub) yang akan diusungnya.

"Wakilnya siapa? terserah Pak Luthfi, udah saya sampaikan dukung beliau," terangnya.

Namun, PAN bukanlah partai pertama yang membidik Ahmad Luthfi menjadi bacagub Jawa Tengah 2024.

Partai NasDem merupakan yang pertama melakukan penjajakan dengan Irjen Ahmad Luthfi.

"Kader-kader calon-calon juga telah berkomunikasi juga iya gitu loh."

"Misalnya apa, sebut saja misalnya Kapolda Jateng ternyata juga punya minat untuk mencalonkan Gubernur ini akan komunikasi dengan kita bahkan sudah diagendakan kalau tidak salah besok hari Jumat ya, eh hari Sabtu maaf," kata Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (30/5/2024).

2. Komjen Rudi Heriyanto Adi Nugroho

Rudi merupakan salah satu jenderal polisi non-Akpol yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

 Ia dilantik menjadi Sekjen Kementerian KKP oleh Mneteri KKP Sakti Wahyu Trenggono pada Senin (11/12/23).

Dilansir dari laman Kementerian KKP, Rudi masuk Polri setelah lulus dari Sekolah Perwira pada 1993.

Ia sempat menjabat sebagai Kapolda Banten pada 10 Desember 2020 hingga 23 November 2023.

Jauh sebelum menjadi jenderal, Rudi pernah ditunjuk sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Barat pada 2016 dan Direktur Rektorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya pada 2016-2017.

Perjalanan kariernya berlanjut sebagai Direktur Tindak Pidana Tertentu dan (Dirtipidter) pada 2017-2018 dan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pada 2018-2019.

Ia juga pernah ditempatkan sebagai Analis Kebijakan Utama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri pada 2019, Kepala Divisi Hukum Mabes Polri paada 2019-2020, dan Kapolda Banten pada 2020-2023.

Saat ini, Rudi juga mengemban tugas sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mediasi Kepolisian dan Guru Besar bidang Hukum Universitas Lampung.

Itulah daftar jenderal polisi bintang tiga yang masih aktif, namun bukan lulusan Akpol. 

Profil Komjen Rudy Heryanto Adi Nugroho

Komjen Rudy Heryanto Adi Nugroho lahir pada 17 Maret 1968.

Ia menyandang beragam gelar pendidikan, bahkan menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mediasi Kepolisian.

Menurut berbagai sumber informasi, Komjen Rudy Heryanto Adi Nugroho merupakan lulusan Sekolah Perwira Polri tahun 1993. 

Sekolah Perwira Polri atau Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) merupakan sebuah Pusat Pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perwira Polri sumber sarjana dan bertindak sebagai unsur pelaksana pendidikan pembentukan Perwira Polri.

Dulunya, SIPSS bernama SEPA (Sekolah Perwira) dan PPSS (Perwira Polri Sumber Sarjana).

Lama waktu pendidikan SIPSS yaitu 6 bulan.

Nantinya, lulusan perwira remaja (Paja) SIPSS akan menyandang pangkat Perwira Pertama Inspektur Polisi Dua (Ipda).

Selama menjalani karir sebagai polisi, Komjen Rudy Heryanto Adi Nugroho juga tercatat sebagai alumnus Universitas Lampung (Unila).

Ia juga disebut menjadi dosen di kampus Unila tersebut.

Sepak terjangnya di dunia kepolisian dikenal sebagai sosok yang lama bertugas di bidang reserse.

Berikut ini adalah riwayat jabatan Komjen Pol Rudy Heriyanto:

Kasubbid Peraturan Bid. Kumdang Div Binkum Polri

Kapolres Cimahi (2010)

Kasubbagsun UU Bagsunkum Rosunluhkum Divkum Polri (2011)

Kaden C Ropaminal Divpropam Polri (2012)

Kabaginpam Ropaminal Divpropam Polri

Kapolres Metro Jakarta Barat (2015)

Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2016)

Dirtipidter Bareskrim Polri (2017)

Dirtipideksus Bareskrim Polri (2018)

Widyaiswara Utama Sespim Polri (2019)

Kadivkum Polri (2019)

Kapolda Banten (2020)

Guru Besar Universitas Lampung

Sekjen KKP (2023). *(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkini