Laporan bersama Tim KKN-PK Unhas
Ketua: Izzat Muhammad
Anggota:
- Farhaad Ali
- Anggita Arung Pabimbin
- Syarifa Intan Putri
- Nurul Syahputri Salim
- Yolanda Berliany
- Anig Shabrina
- Annisa Nazhifah
- Andi Hesti
dari Niigata, Jepang
TRIBUN-TIMUR.COM - Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang biasanya dilaksanakan di desa-desa, kini telah berkembang seiring dengan waktu.
Banyak kampus di Indonesia memperluas misi KKN melalui kolaborasi dengan universitas di luar negeri.
Salah satu contohnya adalah Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, yang secara rutin mengirim mahasiswa untuk mengikuti KKN Internasional.
Tahun ini, delapan mahasiswa kedokteran Unhas berangkat ke Kota Niigata, Jepang, yang berjarak sekitar 318 kilometer di utara Tokyo.
Program ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara Universitas Hasanuddin dan Universitas Kedokteran Niigata, sekaligus memberikan pengalaman akademis dan riset yang mendalam kepada para peserta.
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk meresapi budaya Jepang sekaligus memperoleh wawasan akademis yang berharga.
Kolaborasi antara mahasiswa dari latar belakang yang berbeda menjadi inti dari program ini, menjembatani kesenjangan antara praktik medis di Indonesia dan Jepang.
Menurut Ketua KKN Profesi Kesehatan Niigata, Izzat Muhammad, sebelum berangkat ke Niigata, mereka telah melakukan persiapan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, sejak 11 Juli 2024.
"Kami telah ditempatkan di lokasi KKN-PK masing-masing, dan menghabiskan sekitar dua minggu berbaur dengan masyarakat setempat. Kami membantu membajak sawah, memberikan penyuluhan kesehatan, dan menjalankan program individu masing-masing," jelasnya.
Selama di Pinrang, mereka terlibat dalam berbagai aktivitas khas KKN, seperti membantu penduduk desa dan mengadakan sesi konseling kesehatan.
"Setiap dari kami juga memiliki program individu yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga proyek keberlanjutan lingkungan," tambah Izzat.
Pengalaman di Pinrang menjadi bekal berharga saat mereka melanjutkan program ke Niigata. Kota metropolitan ini terkenal dengan budaya Jepang yang autentik, meski terletak jauh dari pusat ibu kota, Tokyo.
Keaslian ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya, mulai dari penggunaan telepon umum hingga toko-toko yang tutup lebih awal.
Kedatangan mereka di Niigata disambut hangat oleh delegasi Universitas Kedokteran Niigata, yang telah mempersiapkan program khusus bagi mahasiswa internasional.
"Program kami dimulai dengan sambutan hangat dari Dekan dan Wakil Dekan universitas. Kami tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan KKN, tetapi juga menjadi bagian dari komunitas akademis global," ungkap Izzat.
Farhaad Ali, salah satu anggota tim KKN-PK Unhas, menambahkan bahwa selama di Niigata, mereka mendapatkan pengalaman langsung dengan teknologi canggih dan praktik perawatan kesehatan terbaik.
"Kami belajar bagaimana fasilitas kesehatan di Jepang mengelola bahan diagnostik dengan efisien, seperti penyimpanan organ dan jaringan," kata Farhaad.
Di Desa Uonuma, tim mereka terkesan dengan fasilitas kesehatan yang sebanding dengan rumah sakit di kota besar di Indonesia.
"Kami sangat kagum melihat peralatan medis yang langka di rumah sakit perkotaan di Indonesia, tetapi mudah diakses di desa terpencil ini," lanjut Farhaad.
Pada hari terakhir program, mereka mempresentasikan hasil pembelajaran dan pengalaman selama dua minggu terakhir kepada rekan-rekan mereka.
Presentasi ini menjadi puncak dari upaya akademis mereka sekaligus momen untuk merayakan hubungan dekat yang telah terjalin dengan rekan-rekan dari berbagai negara.
Program ini ditutup dengan upacara penutupan yang meriah, menandai berakhirnya perjalanan tak terlupakan yang memadukan pertukaran budaya dan pertumbuhan akademis.(*)