Tribun UMKM

Jatuh Bangun Aisyah Bangun Mabbija Food Makassar, Pisang Gepeng Menu Andalan Harga Mulai Rp5 Ribu

Penulis: Rudi Salam
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Owner UMKM Mabbija Food, Siti Aisyah Jabir sedang memproduksi kue cantik manis di rumah produksi Jalan Bakti 1 nomor 7, Makassar, Kamis (1/8/2024). Mabbija Food menawarkan pisang goreng gepeng dan aneka kue khas Sulsel.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - “Jatuh bangun juga, kadang sepi, kadang ramai. Tapi kita konsisten dan berinovasi.”

Begitu kalimat yang keluar dari mulut Siti Aisyah Jabir (25), owner Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Mabbija Food di Makassar.

Kalimat ini diucapkan saat Tribun-Timur.com, Kamis (1/8/2024) bertanya tips bertahan dan prinsip dalam menjalankan usahanya.

Mabbija Food adalah satu dari banyaknya UMKM subsektor kuliner di Kota Daeng, sebutan Kota Makassar.

UMKM ini memiliki lokasi produksi di Jalan Bakti 1 No 7.

Atau sekitar 300 meter dari Kantor BPJS Kesehatan Cabang Makassar di Jalan AP Pettarani.

Mabbija Food dibangun Aisyah bersama sang suami, Aslami Mahmud pada tahun 2018 silam, setahun setelah menikah.

Awalnya, Mabbija Food hanya memproduksi pisang gepeng dengan berbagai topping.

Pisang gepeng dipilih sebagai usaha dengan berbagai alasan.

Diantaranya bahan baku, pisang yang mudah ditemui di Sulsel.

“Jadi untuk pisang memang kita dari Kabupaten Wajo, biasa yang dikirim itu 150 sisir per minggu,” kata perempuan asli Bugis Wajo tersebut.

Melihat tingginya antusias masyarakat terhadap pisang gepeng produksinya, Aisyah tak langsung puas.

Ia senantiasa berinovasi dengan menghadirkan produk lainnya.

Produk setelah pisang gepeng ia branding dengan nama Sikampotta.

Sikampotta terdiri dari berbagai kue khas Sulsel, seperti cantik manis, brownis, bolu, puding.

Ada pula jalangkote, risol, bikandoang, dan aneka minuman.

Beragam produk ini dihadirkan Aisyah hasil dari belajar otodidak.

Ia juga dibantu dengan keluarga untuk mendapatkan resep yang pas.

“Memang suka belajar masak. Jadi belajar, nonton di YouTube dan TikTok, kemudian kita modifikasi,” tutur Aisyah.

Lagi-lagi, Aisyah tidak cepat puas dengan kehadiran produk barunya.

Ia kemudian mencoba memindahkan tempat usahanya di lokasi yang mudah dijangkau.

Kala itu, ia memilih Jalan Sungai Cerekang dan Jalan AP Pettarani.

Sayangnya, tempat baru itu tidak bertahan lama. 

Hanya sekitar satu bulan berjalan.

Pandemi Covid-19 memaksanya harus kembali di rumah produksi lamanya, Jalan Bakti 1 No 7.

“Tidak bertahan lama dulu di tempat itu, karena kan dulu ada istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” kata Aisyah.

Menyadari usaha berada di dalam lorong, ibu empat anak itu berus berinovasi.

Penjualan secara online pun dilakukan.

Bahkan, Aisyah memasuki semua platform.

Mulai dari Gojek, Grab, Shopee Food, Instagram, hingga TikTok.

“Alhamdulillah, penjualan secara online lumayan,” tutur Aisyah.

Untuk harga, Aisyah tidak mematok terlalu tinggi.

Produknya dijual dengan harga terjangkau, mulai Rp5 ribu.

Berangkat dari modal Rp500 ribu untuk merintis Mabbija Food, Aisyah terbilang sukses.

Ini dibuktikan dengan beberapa capaian yang didapatkan dari hasil keringatnya.

Salah satunya bisa membantu saudara laki-lakinya menikah.

“Pencapaiannya itu bisa kasi menikah adik berkat jualan pisang. Tiap hari ditabung, dan terkumpul Rp50 juta untuk kasi menikah adik,” kata Aisyah.

“Memang adik membantu saya dalam usaha ini, dan pas saat itu Covid dan sedang tinggi-tingginya memang penjualan pisang gepeng,” sambung Aisyah.

Motivasi Kerja

Di balik suksesnya UMKM Mabbija Food, ada sosok yang berjasa bagi Aisyah.

Tidak lain adalah Aslami Mahmud, sang suami.

Menurut Aisyah, motivasi selalu diberikan sang suami ketika ia jenuh.

“Jenuh pasti ada. Dulu sempat mau ke (pindah usaha) fesyen,” katanya.

“Tetapi suami memotivasi, dia bilang bisnis penuh ketidakpastian, yang bertahan bisa jadi pemenang,” tambah Aisyah.

Motivasi lainnya Aisyah dalam menjalankan bisnisnya adalah untuk menafkahi keempat anaknya.

Lebih dari itu, adanya karyawan yang dipekerjakan juga mendorong Aisyah untuk tetap semangat.

“Intinya konsisten dan sabar. Bisnis penuh ketidakpastian, ketika sepi pembeli, di situ mental kita diuji. Banyak berdoa pokoknya,” tambah Aisyah.(*)

 

Berita Terkini