“Sebagai kader, saya ikut perintah ibu (Megawati Soekarnoputri). Apa yang diperintahkan, itu yang saya jalankan,” tambahnya.
Sejauh ini komunikasi dan pertemuan jarang terjadi namun melalui partai terus terjalin.
“Tidak ada hambatan dalam berkomunikasi. PDIP adalah partai yang inklusif, terbuka dan lintas batas. Sehingga komunikasi ini terus dilakukan,” pintanya.
Ia menegaskan bahwa dirinya bisa bekerjasama dengan siapa saja tetapi untuk calon gubernur memang tergantung keputusan ketua umum.
“Rumah Hanura ini merupakan yang pertama saya datangi setelah mendapat surat tugas dari PDIP,” tegasnya.
Ketua DPD Partai Hanura NTT, Refafi Gah mengatakan, menghadapi dinamika politik saat ini tentu banyak pertimbangan yang diambil berdasarkan pertimbangan bersama keluarga, termasuk anak dan istrinya.
Selain itu, ia juga akan menyampaikan kepada pimpinan partai. Niatnya untuk mengundurkan diri telah disampaikan kepada pimpinannya namun ketua umum menolak untuk dibahas di Jakarta.
“Kami sebagai kader partai harus taat asas dan satu komando. Apa yang diputuskan ketua umum harus dilaksanakan,” kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com