"Tidakji, dipercaya selama ini karena dianggap baik-baik saja. Kalau persoalan bergaulnya memang mereka yang namanya anak kost tidak bergaul. Paling mungkin baku sapaji," sebutnya.
RA diketahui telah selesai dari bangku kuliah dan sudah bekerja. Sementara pria IK diketahui masih berstatus mahasiswa.
Dugaan Aborsi Terungkap dari Kecurigaan RT
Kasus dugaan aborsi itu menyeruak saat pria berinisial IK (22) meminta surat pengantar pemakaman bayi.
Rosmiati pun menanyakan identitas IK dan rupanya tidak mampu menunjukkan identitas sebagai warga Jl Sukaria.
"Dia (IK) datang melapor untuk mengambil surat pengantar pemakaman, karena tidak jelas surat-suratnya, tidak jelas kependudukannya, jadi saya tidak kasi pengantar," kata Rosmiati ditemui wartawan di lokasi.
Menurut Rosmiati, untuk memberikan surat pengantar, identitas warga yang meminta harus jelas secara administratif.
"Kalau saya itu biasanya orang mengambil pengantar itu harus jelas apakah itu warga saya atau bukan karena kalau bukan warga saya tidak mungkin saya kasi," jelasnya.
Surat permohonan pengantar pemakaman bayi yang diminta IK itu, pun menimbulkan kecurigaan.
Tidak ingin kecolongan, Rosmiati pun melaporkan kecurigaannya ke Bhabinkamtibmas setempat hingga personel Polsek Panakkukang tiba.
"Saya hanya membaca dari pada saat dia mengambil meminta surat pengantar itu, saya hanya membaca dari interogasi nah saya timbul rasa curiga maka saya usut," ungkapnya.
IK dan pasangannya RA (23) diamankan PolisiĀ
Keduanya diduga melakukan tindakan aborsi hingga orok bayi itu ditemukan.
"Yang laki-laki statusnya itu masih mahasiswa, yang perempuan sudah selesai," kata Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Sangkala.
Keduanya, lanjut Sangkala diamankan untuk dimintai keterangan terkait dugaan aborsi yang mencuat hingga menggegerkan warga.