Pilgub Sulsel 2024

Danny Pomanto - IAS Ajak Lawan Kotak Kosong Pilgub Sulsel 2024, Andi Sudirman: Masa Dilarang!

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Danny Pomanto, Andi Sudirman dan Ilham Arief Sirajuddin bicara tentang potensi kotak kosong Pilgub Sulsel 2024.

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua bakal calon Gubernur Sulsel 2024, Ilham Arief Sirajuddin dan Danny Pomanto mengajak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menolak wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel 2024.

Ajakan tersebut disampaikan menyusul makin banyaknya partai politik yang menyatakan dukungan pada pasangan Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi.

Terbaru, Partai Gerindra yang mengontrol 13 kursi menyatakan dukungan pada pasangan ini.

Sebelumnya, pasangan ini sudah didukung oleh Partai NasDem (17 kursi), dan Partai Demokrat (7 kursi).

PAN yang memiliki empat kursi juga disebut-sebut segera menyiapkan karpet merah untuk Andi Sudirman Sulaiman.

PKB yang mengontrol 8 kursi juga kabarnya segera mendeklarasikan pasangan ini untuk maju di Pilgub Sulsel 2024.

Total jumlah kursi yang berhasil dikumpul jika partai-partai ini berkoalisi yakni, 49 dari total 85 kursi DPRD Sulsel.

Fenomena memborong partai politik di Pilgub Sulsel tak ayal menimbulkan wacana pasangan Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi akan melaju sendiri di Pilgub Sulsel alias akan melawan kotak kosong.

Baca juga: Andi Iwan Aras Gagal Maju Pilgub Sulsel 2024, Gerindra Resmi Usung Andi Sudirman - Fatmawati Rusdi

Momen Andi Sudirman Sulaiman sambutan usai terima surat rekomendasi dari Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di DPP Demokrat, Jumat (19/7/2024) malam. (ISTIMEWA)

Pasalnya, untuk mengusung bakal calon Gubernur Sulsel, dibutuhkan minimal 17 kursi di parlemen Sulsel.

PPP yang telah menyatakan dukungan pada Danny Pomanto, belum memenuhi syarat kursi untuk mengusung.

PPP hanya mengantongi delapan kursi.

Jika PDIP jadi mengusung Danny, juga tidak akan cukup. Pasalnya, partai besutan Megawati Soekarno Putri ini hanya memiliki 6 kursi.

Total kursi kedua partai hanya 14 kursi.

Partai politik yang belum menyatakan sikap hingga saat ini adalah, Golkar (14 kursi), PKS (7 kursi), dan Hanura (1 kursi).

Totalnya yakni 28 kursi.

Isu kotak kosong ini pun langsung mendapat tanggapan dari bakal calon Gubernru Sulsel Ilham Arief Sirajuddin dan Danny Pomanto.

Menurut IAS, wacana kotak kosong dinilai sebagai langkah mundur yang dapat merugikan demokrasi.

"Isu kotak kosong ini sebenarnya merupakan pembodohan publik," ujar IAS.

"Masyarakat harus memahami bahwa menjadikan kotak kosong sebagai pilihan dalam kontestasi politik adalah bentuk pengabaian terhadap kualitas pemilihan," tambahnya.

Dalam pandangannya, IAS mengungkapkan tantangan yang dihadapinya dalam kontestasi Pilgub Sulsel 2024.

"Saat ini saya sedang berjuang, meskipun dinamika politik di Sulsel tidak terlalu baik," tegasnya.

Isu kotak kosong, lanjutnya, yang muncul sebagai kecenderungan agenda politik, adalah langkah mundur yang tidak menguntungkan.

IAS mengingatkan bahwa pengalaman di sejumlah pemilihan kepala daerah memunculkan pasangan calon melawan kotak kosong.

Yang mana, masyarakat harus memilih karena tidak ada pilihan yang memadai, tidak memuaskan hati publik.

"Kita memiliki pengalaman dari kotak kosong sebelumnya. Jika tidak ada alternatif yang jelas, masyarakat cenderung memilih kotak kosong. Ini harus menjadi pelajaran agar tidak terulang," tegas IAS.

"Saya berharap PKS dapat bergabung dan mendukung perjuangan ini. Bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan dan menawarkan pilihan yang lebih baik bagi masyarakat," tutup IAS.

Sementara itu, Danny sempat menyatakan bahwa fenomena paslon versus kotak kosong bukanlah hal baru.

Sebab, kandidat lawan kotak kosong pernah terjadi di Pilwali Makassar 2018.

Hasilnya, pemilihan kepala daerah itu harus diulang kembali lantaran pertarungan dimenangkan oleh kotak kosong.

Menurutnya, kotak kosong sering menjadi tempat berkumpul bagi kekuatan-kekuatan yang tidak setuju dengan kondisi politik yang ada.

"Itu jadi hal yang misterius karena kotak kosong itu akan mengumpul semua kekuatan-kekuatan yang tentunya tidak setuju dengan kondisi-kondisi yang membuat Sulsel ini," kata Danny Pomanto.

Baginya, pengujian-pengujian yang pemimpin terbaik itu tidak melalui mekanisme yang biasanya dilihat oleh rakyat.

Danny melanjutkan, meskipun ada pandangan bahwa fenomena ini tidak sehat, itu adalah bagian dari mekanisme politik yang bisa terjadi.

"Di (Pilwali) Makassar, bahkan kotak kosong pernah menang," kata Danny.

Mengenai upaya melawan kotak kosong, Danny menjelaskan bahwa tidak ada strategi khusus dari pihaknya untuk menghadapinya.

Hanya saja, ini merupakan tantangan dan tanggung jawab semua pihak, baik parpol pengusung, calon pemimpin, maupun masyarakat.

Olehnya, isu kotak kosong menurut Danny Pomanto harus dipertimbangkan apakah Sulsel kekurangan sosok pemimpin.

"Tidak ada upaya khusus dari saya. Ini adalah tanggung jawab kita semua. Kita harus mempertimbangkan apakah Sulsel kekurangan pemimpin dan bagaimana kita bisa menguji kandidat jika kotak kosong menjadi pilihan," ujarnya.

Andi Sudirman : Kotak Kosong Kok Dilarang

Bakal calon Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menanggapi santai wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel 2024.

Adik kandung Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini mengatakan, bahwa hubungan komunikasi dengan partai politik (parpol) berjalan baik.

Bahkan, Andi Sudirman telah mengambil formulir ke parpol yang membuka pendaftaran bacagub.

Adapun soal isu Koalisi Indonesia Maju (KIM) turun ke Pilgub Sulsel, Andi Sudirman menilai tergantung dari parpol pemenang Prabowo-Gibran.

"Pada prinsipnya kita melihat nanti situasinya karena itu kan tergantung masing-masing partai," kata Andi Sudirman usai mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon gubernur, di Kantor DPW PAN Sulsel, Senin (22/7/2024).

Pada intinya, kata Andi Sudirman, kalau semakin banyak parpol pengusung, maka semakin bagus. Artinya hubungan komunikasi baik.

Soal isu kotak kosong mencuat, eks Gubernur Sulsel itu mengaku tidak mengetahui wacana tersebut.

Namun yang jelas, dirinya tidak persoalkan jika wacana itu terjadi.

Apalagi dirinya yang berpasangan Fatmawati Rusdi, menginginkan banyak dukungan parpol di Pilgub Sulsel.

"Kalau misalnya memang partai menginginkan (kotak kosong), kan kita tidak bisa (melarang). Istilahnya kalau komunikasi bagus masa dilarang," tandasnya.(*)

Berita Terkini